By maestro.jimmy on December 10, 2010
(copas from http://maestro.unud.ac.id/?p=202&cpage=1)
Apakah Anda termasuk orang yang senang bekerja? Bahkan melebihi jam yang sudah ditetapkan alias lembur? Tahukah Anda, bekerja dalam waktu yang panjang hampir tiap hari dapat mempengaruhi kesehatan.
Berdasarkan riset terbaru di Inggris, orang yang sering bekerja lembur dengan menghabiskan waktu 10 hingga 11 jam sehari berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung. Kesimpulan itu adalah hasil analisa studi terhadap 6.000 pekerja sipil di Inggris yang dipublikasikan dalam European Heart Journal edisi online. Dalam laporan itu disebutkan, mereka yang menambah waktu tiga hingga empat jam sehari untuk bekerja lembur berisiko 60 persen lebih tinggi menderita sakit jantung. Angka ini muncul setelah memperhitungkan berbagai risiko penyakit, termasuk kebiasaan merokok. Dari data studi terungkap, ada 369 kasus kematian responden akibat penyakit jantung. Mereka meninggal akibat mengalami serangan jantung ataupun angina pectoris. Jumlah waktu yang dihabiskan saat lembur pun memiliki kaitan erat dalam banyak kasus.
Sementara riset lain dilakukan di New York terhadap 2.200 pekerja pria dan wanita. Mereka disurvei mengenai pekerjaan dan efeknya terhadap kestabilan kejiwaan. Rata-rata jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Riset tersebut membuktikan, para pekerja yang memiliki jam kerja lebih lama dari standar biasanya mengalami masalah dalam kejiwaannya. Tak hanya berpengaruh pada menurunnya kinerja, mental para pekerja pun bisa menjadi taruhannya. Seperti yang dikutip dari reuters, Dr. Marianna Virtanen, sang peneliti, mengungkap bahwa waktu kerja yang panjang berpengaruh pada fungsi kognitif seseorang.
Saat hal itu berlangsung lama, maka akan berpengaruh pada kesehatan jiwa para pekerja tersebut. Para pekerja yang memiliki jam kerja 55 jam mengalami penurunan kestabilan yang parah dalam lima tahun. Para ahli menilai, temuan ini membawa sebuah pesan akan pentingnya keseimbangan antara hidup dan pekerjaan bagi kesehatan.
Sebenarnya bagaimanakah yang termasuk dengan kerja lembur?
Sesuai dengan KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 1, waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) harikerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.
Jadi pada perusahaan yang menerapkan 5 hari kerja, maka waktu kerja yang seharusnya berlangsung setiap harinya adalah 8 jam. Tanpa ditentukan apakah jam kerja akan dimulai pada jam 7 pagi, 8 atau 9 pagi. Hanya ditentukan waktu kerja berlangsung selama 8 jam. Apabila karyawan bekerja lebih dari 8 jam, maka ia berhak mendapatkan upah kerja lembur. Waktu kerja lembur pun hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Namun hal ini tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi.
Seorang karyawan dapat melakukan kerja lembur dengan maksimal 14 jam dalam satu minggu (terhitung Senin hingga Jumat). Lembur pada akhir minggu atau pada hari libur resmi memilik perhitungannya sendiri. Beberapa perusahaan kadang mempekerjakan karyawannya lebih dari 14 jam lembur namun hanya membayarkan upah lembur untuk 14 jam saja. Hal ini jelas tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Namun tidak semua karyawan yang lembur harus mendapatkan upah lembur. Dalam pasal 4 dikatakan bahwa mereka yang memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengendali jalannya perusahaan, waktu kerjanya tidak dapat dibatasi menurut waktu kerja yang ditetapkan perusahaan.
Idealnya lembur dilaksanakan berdasarkan permintaan dari pengusaha dan persetujuan tertulis dari karyawan. Lembur tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan keinginan satu pihak. Terlalu sering lembur bukan berarti Anda akan dianggap karyawan yang loyal. Justru Anda bisa dicap lamban dalam menyelesaikan pekerjaan. Dan tidak mampu bekerja on time.
Debra Benton, ahli strategi karir dari Fort Collins Colorado, memberikan sarannya agar Anda dapat menghindari lembur. Berikut tipsnya:
* Buat prioritas
Buatlah skala prioritas dalam mengerjakan tugas. Lakukan tugas yang cukup berat dan penting di pagi hari, saat Anda masih dalam kondisi masih segera. Kemudian lakukan tugas berikutnya sesuai prioritas yang Anda tentukan. Hingga saat jam kerja berakhir, tugas Anda hari itu pun tuntas pula.
* Majukan deadline
Untuk menjamin bahwa Anda tidak akan lembur, majukan deadline dari jadwal biasanya. Kalau deadline biasa jam 5 majukan jam 4 atau jam 3. Untuk mengejarnya, kalau perlu datanglah lebih cepat dari waktu biasa.
* Hindari hal-hal yang mengganggu
Efektifkan waktu Anda setiap hari dari hal-hal mengganggu yang akan memangkas waktu Anda. Ngerumpi dengan teman kantor, ngobrol di telepon atau chatting di internet, harus Anda hindari saat jam-jam sibuk. Jika ada yang menginterupsi waktu Anda dengan hal tersebut katakan dengan tegas bahwa Anda sedang sibuk. Agar lawan bicara tak tersinggung tawarkan waktu saat istirahat.
* Rapat sebelum istirahat
Jika Anda berwenang memimpin rapat, lakukan sekitar jam 11:00. Karena biasanya jam 11 merupakan saat-saat menjelang makan siang dan orang lebih suka bicara langsung ke sasaran tanpa basa-basi lagi.
* Bijak memanfaatkan teknologi
Akan sangat bijak jika selama di kantor Anda mematikan ponsel atau tak terlalu asyik berikirim sms, berimel dan chatting. Kecuali tentu saja untuk urusan pekerjaan. Karena tanpa sadar, hanya dengan berkirim SMS misalnya, waktu anda sudah tersita cukup banyak.
* Istirahat secukupnya
Manfaatkan waktu istirahat dengan baik. Makan siang bersama teman-teman merupakan kegiatan yang pas Anda lakukan saat jam istirahat. Karena makan siang akan menambah energi dan semangat Anda untuk bekerja. Tapi saat jam istirahat usai, segeralah kembali ke kantor. Jangan larut dalam obrolan yang tidak perlu. Toh waktu satu jam cukup kan untuk makan siang sambil bersosialisasi? Ya, keseimbangan diantara hidup dan bekerja memang penting. Jangan pernah memaksakan diri untuk bekerja ketika stamina tubuh sudah tidak terlalu fit. Ketika Anda sakit malah Anda tidak dapat bekerja. Kesehatan tidak murah kan ?