...Dua menit berlalu, aku dan bu RVI sedang mengatur strategi keberangkatan kami ke Banjarmasin akhir pekan ini (14/06/08). Tiba-tiba sebuah sms masuk. Dari m'Gun?
Ima: "Jadi gimana mas, ikut ga?"
Gtr: "Mmm.. nggak deh.."
Ima: "Oh, OK. Jadi kami bertiga aja ya.."
Gtr: "Yup" (telepon ditutup)
Gtr: "D'Im, aku bingung.."
Loh?? Kok bingung? Ikut ya ikut aja, nggak ya nggak aja. Telepon lagi ah..
Ima:Mas, emang apa pro dan kontranya buat ikut ke Banjarmasin?Horeee.. jadi deh, bulan madu sebelum nikah *ini istilah bu RVI lho*. Hue kekekeke.
Gtr: Kalau ikut, blah blah blah.. Kalau nggak, bleh bleh bleh. Gimana dong?
Ima: Tapi kan kalau blah blah blah bakal bleh bleh bleh, tapi kalau bleh bleh bleh bisa blah blah blah..
Gtr: Mmm.. ok deh. Ikut
Jadilah, hari sabtu kami bangun jam 4 pagi, mandi n persiapan buat ke Banjarmasin, dalam rangka menghadiri pernikahan mbak Upi.Jam 5 kurang, kami dijemput taksi. Pak Catur, bu RVI dan seorang kakak bu RVI sudah siap di dalam taksi. Taksi meluncur ke BSM. Perjalanan dilanjutkan dengan bus Primajasa dari BSM langsung ke BSH (Bandara Sukarno Hatta). Sampai di bandara, kami masih punya banyak waktu untuk berjalan-jalan dan melihat2 isi bandara sampai bosan, pusing dan kekenyangan. Hehehe.
Pesawat berangkat tepat waktu, jam 11 pesawat sudah take off dari BSH. Setelah satu setengah jam berdempetan di pesawat, kaget, terkantuk-kantuk, terpesona lihat awan dan pulau dari jendela pesawat, akhirnya.. pukul 13.30 *selisih waktu 1 jam* pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Keluar bandara, kami langsung bertemu dengan dua orang saudara mbak Upi yang menjemput dan akan mengantar kami jalan2 selama di Banjarmasin.
Tanpa peduli dengan kelelahan kami akibat perjalanan setengah hari tersebut, kami langsung ke Martapura dan berbelanja beberapa oleh2 khas: gelang bebatuan, gantungan kunci kayu, cincin akik, dll. Sebenernya pengen beli berlian juga, tapi ga berani karena minimnya pengetahuan tentang batu mulia itu.
Dari Martapura, kami makan siang dengan menu: soto Banjar+ bebek bakar. Uniknya, si bebek diiris tipis2 baru dibakar, trus dihidangkan bareng bumbu kacang buat celupan.
Sotonya? Mmmm.. enak sih, tp ga biasa aja dengan rasanya. Hehe.
Kenyang, kami ke penginapan yang sudah disurvei mbak Upi sebelumnya. Bapak2 di 204, ibu2 di 206 *kebalik ga ya?*. Baru meluruskan kaki dan menikmati tivi kabel di kamar, tiba2 dua saudara mbak Upi sudah datang lagi dan menunggu kami siap diantar ke rumah Mbak Upi. Loh.. kan rencananya ga gitu? Tapi, demi menghormati tuan rumah, kami ikut juga ke gang Sepakat. Nengok (calon) kamar pengantin, makan hidangan malam, ngobrol2 dengan mbak Upi dan keluarga, foto2 di pelaminan *huehehehe.. sapa tau bisa nular*, kami kembali ke hotel dengan taksi. Di perjalanan menuju hotel, kami sempetin belok ke tukang duren yang meraung-raung mohon belas kasihan kami supaya beli dagangannya *ngayal dikit*.
Sampai di hotel, duren langsung dibelah dan menyisakan kulit, biji dan bau duren di kamar bapak2. Hmmm.. tidur malam itu super lelap dengan perut buncit penuh duren.
---
Paginya, sesuai rencana, kami dijemput taksi jam 5 pagi dan langsung meluncur ke acara berikutnya: lihat pasar terapung! Wue kekekeke.. ternyata pedagang di pasar itu pada males2! Masa jam segitu masih sepi?? Kekekeke. Ternyata.. di sono, jam 5 itu masih gelap banget. Jadi deh, kami foto2 *walau ga ada yang jadi gara2 masih terlalu gelap* sambil nunggu agak terang. Seorang bapak2 menawarkan kapal klotok buat disewa sepuasnya mengitari sungai Barito dan menyaksikan pasar apung. Nego bentar, kami akhirnya naik kapal juga ke pasar apung. Terakhir naik kapal semacam itu di Carita, bareng m'Gun dan temen2, berakhir dengan basah kuyup demi lihat terumbu karang di tengah laut dangkal. Kali ini ga pake diceburin ya pak.. *emangnya banana boat?*
Goyang2 bentar, sampai deh ke pasar apung yang terkenal itu. beberapa perahu dayung berisi buah dan sayuran yang dikendalikan ibu2 mepet ke kapal kami dan menawarkan dagangannya. Analisis m'Gun, ibu2 itu sebenernya bukan pedagang melainkan para foto model. Abisnya, kami hampir ga pernah melihat transaksi terjadi. Yang ada, para pengunjung berfoto-foto ria dengan latar belakang pasar apung lengkap dengan para pedagangnya.
Dari cluster buah dan sayur, kapal bergerak ke cluster makanan pagi. Kami memutuskan untuk berkunjung ke salah satu perahu makan bertajuk 'tetamba lapar', karena kami memang butuh obat lapar. Wuih, mau makan aja susah: loncat dan pindah perahu, merangkak sampai dapet meja yang strategis. Lebih kasihan lagi adalah makanannya, mau disantap aja harus goyang2 dulu. Untung ga mabok trus muntah! Hehe.. Menu sarapan kami pagi itu adalah.. soto Banjar! *Lagiii?* Soto kali ini aromanya menggoda dan rasanya juara, lho.. *Gara2 laper aja, kali*
Sepulang dari pasar apung, kami sempat telantar sebentar di depan gapura dermaga. Sambil menunggu taksi yang ga dateng2, aku n m'Gun ngopi di sebuah warung yang ada.
Sampai di hotel, kami memutuskan untuk menghadiri resepsi pernikahan mbak Upi dan melewatkan ijab kabul, karena waktu yang mendesak. Kalaupun kami langsung berangkat, ijab kabul sudah selesai dan resepsi belum mulai. Percuma, kan? Ya udah, kami istirahat aja dulu, tidur setengah jam yang ternyata bisa me-recharge stamina sampai 100%.
Sekitar setengah sebelas siang, kami sudah tiba kembali di rumah pengantin. Acara berlangsung sederhana di rumah dan halaman depannya. Berbagai hidangan khas Banjar disajikan berderet dalam piring2 makan *kayak di warung makan Padang*, ada juga baso dan es puter lengkap dengan gerobak dagangannya. Uniknya, setelah ambil makanan, kami duduk di meja2 dengan 4 kursi di sekelilingnya, persis seperti makan di warung. Hehe.. ada2 aja. Setelah makan, kami bersalaman dengan pengantin dan kedua pasang orang tua yang berbahagia, ngobrol sebentar dengan kakak perempuan mbak Upi, kemudian pamit pulang karena harus mengejar jadwal pesawat.
Gara2 delay 1 jam, kami jadi makin lama nongkrong di bandara. Beli oleh2 makanan kecil, makan nasi goreng hotel yang sudah dibungkus, beli cappucino, beli oleh2 buat bapak yg kelupaan *waduh, bapak ga baca kan pak?*. Legaaa banget pas akhirnya bisa duduk manis di pesawat dan melihat robot2 yg tampak tidak bahagia harus memperagakan cara pakai sabuk pengaman dan pelampung keselamatan. Heuh.. aku yg baru naek pesawat kedua kalinya aja udah bosen liat mereka. Senyum kek, biar tambah cantik!
Singkat cerita, sampai di BSH kami naek bus Primajasa lagi sampai BSM, kemudian naek taksi dan sampai rumah kira2 jam 6 sore. Ugh.. weekend yang hebattt! Hebat pengalamannya, hebat jauhnya, hebat panasnya, hebat capeknya! Makasih ya mbak Upi, bu RVI, pak Catur, 2 sodara mbak Upi dan dik Ardi, dan terutama m'Gun..!!
[GTR]
Hwooohoooooooooooo..!!! Keputusan yang salah kalo waktu itu bener2 ga ikut ke Banjarmasin!
Untungnya sebagian dari diriku mengatakan kalo saya harus ikut. Akhirnya saya putuskan untuk ikut! Kapan lagi bisa dapet kesempatan seperti ini.
Lots of fun with the pack, D'im, B'Novi, P'Catur you guys are awesome!
Sumpah durennya mantep banget! Apalagi waktu makan di warung apung, hmm...pengalaman yang unik dan tak terlupakan!
Makasi D'Im udah ngajakin aku, kapan kita terbang bareng lagi? Next target??? Yuk!