Sekedar catatan kecil sebagai saksi berbagai peristiwa sehari-hari. Just like writing in our minds, to keep them alive inside our hearts.
Feb 5, 2009
School of thought
Kemarin habis ikut kuliah Metode Penelitian, menurut D'Im "Kayak nonton Golden Ways".
Masa sih?? Hmm...tampaknya saya harus setuju karena setelah diberi mantra seperti itu, langsung rasa kantuk saya hilang seketika dan saya mulai enjoy dengan kuliah ini.
Ada satu hal bagus yang saya dapat dari kuliah ini dan ini bagus juga untuk disampaikan ke mereka yang sedang menjalani proses perkuliahan. Begini:
Dosen kami sedang menceritakan pengalamannya berbincang dengan salah seorang mahasiswa dan mahasiswa itu bertanya "Pak, kalau saya ambil jurusan ini, saya bisa kerja dimana?"
Saya pun juga seringkali mendapatkan pertanyaan semacam itu pada saat saya harus terlibat kepanitiaan seleksi mahasiswa baru dan berhadapan dengan calon mahasiswa. Jawaban saya pun jadi terkesan arogan "Wah, kalau itu kamu bisa kerja dimana aja, perusahaan mana sih yang nggak pake komputer??"
Memang benar siy, trend zaman sekarang yang namanya kuliah itu untuk bekerja. Jelas! Orang tua sudah investasi untuk keselamatan masa depan anaknya. Tapi masa iya seperti itu? Kalau kuliah untuk bekerja, ngapain juga repot2 kuliah? Banyak juga orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi tapi bisa menghasilkan uang, ratusan ribu, jutaan, miliaran bahkan triliunan!
Akhirnya saya mendapatkan jawaban yang ideal (menurut saya lho..). Bapak dosen tersebut menjawab demikian: "Kuliah itu school of thought kok.."
Maksudnya begini, kuliah itu menyekolahkan pikiran kita supaya kita mau berpikir. Kalau masuk kuliah dan targetnya adalah bekerja, maka kesempatan itu akan menjadi sempit. Lho kok bisa? Lha iya, karena mikirnya setelah lulus hanya kerja, kerja dan kerja.
Seharusnya, dengan kita bisa berpikir, kita bisa berkontribusi. Nah disini kuncinya! Kuliah itu harus bisa berkontribusi, untuk bisa berkontribusi ya harus mau berpikir!
Coba lihat foto di atas, mereka adalah orang-orang yang berkontribusi dan mereka mau berpikir meskipun beberapa diantara mereka tidak pernah merasakan kuliah.
Ada kasus nyata yang dialami oleh bapak dosen tersebut. Beliau ingat betul dengan mahasiswa yang pernah diajarnya. Mahasiswa itu selalu duduk paling depan di setiap kuliah dan aktif bertanya jika dia mentok atau memang merasa perlu untuk bertanya. Berarti mahasiswa ini mau menunjukkan keseriusan dia bahwa dia mau berpikir. Bapak dosen ini juga melakukan verifikasi dengan rekan sesama dosen yang juga mengajar mahasiswa ini, dan mereka juga mengalami hal yang sama.
Akhirnya mahasiswa tersebut lulus dengan IPK 4.00, fantastis!!
Mahasiswa ini mau dan bisa berkontribusi karena dia mau berpikir. Dengan berkontribusi, justru akan membuat kesempatan itu menjadi luas, pilihan menjadi semakin banyak dan tidak terkungkung dengan kata "kerja". Buktinya, hasil kontribusi mahasiswa fantastis ini bisa laku dijual tapi tidak mendapatkan uang. Mahasiswa ini berpikir bahwa uang itu memiliki satuan rupiah, sementara yang dia dapatkan adalah dollar! Ya iyalah...dollar itu bukan uang, tapi money!!
gambar dari linuxgreenhouse.org
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment