Nah, yang saya alami adalah contoh yang pertama, yakni gigi bungsu yang tumbuh tidak normal. Gigi bungsu sebagai gigi yang tumbuh terakhir (namanya juga bungsu) secara normal dia akan tumbuh tegak lurus ke bawah (untuk rahang atas) dan ke atas (untuk rahang bawah). Gigi bungsu di rahang bawah sebelah kanan saya tumbuh ke depan atau mendatar, sehingga menumbuk akar gigi geraham yang ada di depannya. Alhasil gigi saya senut-senut sesenut senutnya senut!
Waktu konsultasi ke dokter gigi di KF saya diberi obat
Keesokan harinya saya ke BT untuk foto x-ray, ternyata cukup menunggu 10 menit untuk bisa mendapatkan hasilnya dan sorenya dibawa ke dokter gigi lagi untuk dianalisis.
Ternyata saya harus menjalani bedah mulut untuk
Pada H-2 saya diminta untuk mengkonsumsi antibiotik supaya pada saat operasi tidak mengalami infeksi.
Saat hari-H saya bener-bener grogi karena sudah membayangkan gusi saya bakal disuntik dan gigi saya bakal dibor, tangan n kaki sampe dingin semua, ditambah lagi ruangan operasi dipasangin AC!! Damn!!
Sebelum dieksekusi, saya diberikan penjelasan detil mengenai prosesi pengangkatan gigi saya ini yang ternyata harus dibagi menjadi 3 mengingat posisinya yang sulit.
Begitu duduk di kursi eksekusi, saya terkejut karena tembok di hadapan saya sudah bertengger dengan sukses sebuah TV Plasma yang menayangkan MTV Pimp My Ride! Hmm...lumayan ada hiburan sedikit.
Mulailah prosesi suntik menyuntik dilakukan. Yang namanya sariawan aja sakit, apalagi disuntik..beuh...tapi ternyata disuntik itu tidak lebih sakit daripada sariawan, beneran lho! Jadi rasa sakit yang dibayangkan sebelumnya ternyata tidak terbukti. Dalam sekali
Setelah itu saya diminta untuk menunggu kurang lebih 5 menit sambil nonton tv supaya obat biusnya menyebar. Kata dokternya, kalau lidah dan pipi sebelah kanan sudah berasa kesemutan itu artinya obat sudah menyebar dan sudah baal (mati rasa). Tapi kondisi itu tidak kunjung tiba, dan setelah di tes ternyata memang masih ada bagian yang terasa sakit, mulailah suntikan ketiga di dua titik dan...kesemutan mulai terasa.
Akhirnya gusi saya mulai dibongkar, tidak lama kemudian dokternya bilang "Wah, giginya besar sekali! Kayaknya nggak bisa jadi 3 potongan nih!", kemudian dokter bertanya "Mas, ini bakal agak lama karena membaginya harus banyak, gimana? Kalau menurut saya mending lama disini daripada sembuhnya yg lama.", jawab saya "Ya sudah Dok, yang terbaik menurut dokter saja." (Ya jelas lah, kan beliau lebih tau!)
Akhirnya satu per satu bagian gigi saya diangkat, dan ternyata gigi saya dibagi menjadi
Pada saat dokter menyatakan gigi sudah selesai diangkat, saya langsung lega karena tidak perlu mendengar suara bor gigi itu.
Prosesi berikutnya adalah menjahit gusi supaya luka sayatan bisa tertutup kembali. Saya justru merasa geli karena dokter membiarkan saya melihat benang hitam itu berseliweran di hadapan saya, nggak papa yang penting gigi sudah diangkat...
Dari masuk ruang eksekusi pukul setengah empat sore, selesai jam lima sore, fiuh...satu setengah jam lamanya saya harus membuka mulut saya
Buat Dokter Abel dan asistennya Pak Yas (sebenernya nggak tahu namanya siapa, tapi dokter Abel selalu manggil dengan sebutan 'Yas') kemudian Mbak Imas yang sudah mempersiapkan ruangan, alat-alat dan mencuci potongan gigiku (^_^)v
Terima kasih Tuhan, akhirnya aku bisa melewati cobaan ini. Amin.
[IMA]
Aminnn...
Tapi.. bukannya cobaan belum berlalu?
Siapa tuh.. yg sepulang operasi langsung guling2 di kasur, nggeget2, tangan mengepal mata memejam kaki nendang mulut mendesis
Siapa tuh.. yg sampe sekarang masih pusing2, pipi bengkak, bibir
Siapa tuh.. yg susah makan
Siapa tuh.. yg harus balik ke dokter lagi buat buka jahitan?
Hehe.. Jangan lupa ya, lukanya masih harus dirawat lho..
:)
No comments:
Post a Comment