Daisypath Anniversary tickers

Jun 13, 2007

Gaji Karyawan TI di Indonesia Terendah di Asia

[http://www.portalhr.com/beritahr/compensation/1id673.html]
Jumat, 08 Juni 2007 - 10:47 WIB

Dalam bidang Teknologi Informasi (TI) perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Filipina tercatat paling rendah menghargai kompetensi karyawannya. Untuk sektor industri TI dan Web, profesional di Indonesia dalam setahun mendapat total gaji rata-rata sebesar US$ 10.959, atau 8.022.901 rupiah/bulan.

Survei gaji bidang TI yang dilakukan zdnetasia.com menghasilkan pemeringkatan gaji karyawan dalam industri TI di negara-negara Asia, dan menemukan bahwa karyawan TI di Indondonesia dan Filipina terendah di kawasan tersebut. Sedangkan, Hongkong dan Singapura menempati urutan teratas.

Dengan pengalaman 5 tahun di bidangnya, seorang profesional TI di Indonesia hanya dihargai sekitar US$ 5.619 setahun, atau setara dengan Rp 4.113.576. Bahkan, menurut survei tersebut, jika Anda berpengalaman hingga 10 tahun pun, perusahaan Indonesia hanya mampu menggaji Anda rata-rata maksimal US$ 20.030 per tahun atau sekitar Rp 14.663.629 rupiah setiap bulan, dengan kurs saat ini.

Di Filipina pun, karyawan pada sektor yang sama hanya mendapat gaji total per tahun sebesar US$ 10.899. Bandingkan dengan Hongkong, di mana tenaga TI-nya bisa berpenghasilan sampai US$ 42.422 setahun.

Sementara, untuk profesional pada umumnya di semua sektor di Hongkong bisa berpenghasilan sampai US$ 80.005 dengan pengalaman 10 tahun atau lebih. Kondisi tersebut menempatkan Hongkong pada posisi pertama di Asia yang karyawannya berpenghasilan tinggi.

Singapura menjadi negara kedua di Asia dengan penghasilan total per tahun yang tertinggi. Profesional TI dan Web negara itu dalam setahun rata-rata berpenghasilan sekitar US$ 39.782. Dan, penghasilan tahunan para profesional semua bidang di negara itu tercatat sebesar US$ 25.282 sampai US$ 64.289, untuk mereka dengan pengalaman 5 sampai di atas 10 tahun kerja.

Manajemen TI

Untuk sektor industri TI, survei tersebut seperti dikutip Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Telematika, juga menampilkan data menarik lain yang dapat menjadi bahan kajian. Mereka yang berkarir di bidang Manajemen TI, misalnya, mendapat total pendapatan tahunan yang paling besar dibandingkan bidang lain seperti Project Development dan System Development.

Hal ini berlaku di semua negara yang disurvei, yakni Hongkong, Singapura, Thailand, India, Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Untuk posisi Manajemen TI, Hongkong berada di peringkat tertinggi pendapatan per tahun yakni US$ 96.754, disusul Singapura (US$ 61.167), Thailand (US$ 38.721), India ( US$ 28.557), Malaysia ( US$ 25.162), Filipina ( US$ 19.524) dan Indonesia ( US$ 16.060).

Sedangkan, penghasilan terendah di sektor TI ditempati oleh bidang System Development, yakni US$ 40.971 (Hongkong), US$ 32.902 (Singapura), US$. 15.450 (Thailand), US$ 13.967 (Malaysia), US$ 11.953 (India), US$ 8.448 (Filipina) dan US$ 6.897 (Indonesia).

4 comments:

why said...

Hmm... mengingat orang Indonesia emang belum bisa mengapresiasi hasil karya orang dengan baik, ya jadinya kurang bisa mengapresiasi kerja keras staf IT juga n buntut-buntutnya, gajinya gak setinggi di negara lain.
Ato mungkin bangsa kita gak sanggup bayar segitu? kan kebanyakan uangnya mengalir ke koruptor tuh, he3...

Anonymous said...

Hmm.. yg perlu dilihat lagi justru: biaya hidup gmn? beban kerja gmn? lingkungan sekitar? dst..
Kalau gaji 3x lipat tapi biaya hidup 4x lipat ya sama juga boong..
:)

Guntur said...

jadi belum tentu karyawan IT di singapur bisa hidup nyaman dengan gaji yang dibilang "besar" itu.
besar kecilnya gaji itu relatif siy...
Gaji 3juta di Jakarta = Survive
Gaji 3juta di Bandung = Living

Anonymous said...

Brur, yang enak tenan itu (katanya orang 'system analyst @MNC' sich) :
- Tinggal dan punya rumah di Indonesia (kalo perlu di 'kampung' or 'ndeso' aja biar dapet halaman yg luas dan rumahnya 'gedongan' krn harganya murah sekale...kalo perlu sambil angon kebo, bukan kumpul kebo loh...+ sapi, wedhus, pithik dsb biar dapet ngurangin stress, trus...
- Kantornya di Singapura or Hongkong, tp kerjaannya bisa 'diboyong or diremote' dari Indonesia (maksudnya dari 'ndeso' gt), jadi terima standar UMR-nya or 'mentahannya' berupa DOLLAR Amrik atau DOLLAR Singapur jg bolehlah, langsung ditransfer dan dikonversi ke rekening Rupiah via bank.... Wuih, lumayanlah buat mbayar tagihan ini-itu, mbayar pajak, buat 'jajan' di mall, dan dugem (tp untung loh gw gak begitu suka dugem he..he..he.. bikin happy tapi DOSA gt), trus...
- Punya istri 'Jepang' persis kayak si Ayumi 'Amadori', yang kata 'temen-temen yang habis vacancy dan sekolah dari sono', gak kalah kesetiaannya sama yg 'made in Indonesia', khususnya produk lokal yang dari 'ndeso' gt... kok kayak handycraft aja yach... :)
(Tp gini-gini gw tetep aja suka yang 'lokal dan ndeso' loh, biar gak 'pusing dan stress' mikirin biaya 'overhead', he..he..he..)

Nah, kalo yang gak enak karena bikin 'KERITING' (masih katanya orang 'analyst system', kebalikannya dari kondisi yang diatas) :
- Punya tanah dan rumah di Jepang..
(karena harga tanah di Jepang sangat mahal sekalee), trus...
- Kerjanya di perusahaan lokal 'gado-gado made in Indonesia' (katanya sich bonafid) dengan gedung 'mentereng' tapi bayarannya 'kelas jukir' sesuai UMR gt (lha wong satu ruangan banyak 'bule' seliweran, status jabatan sama-sama 'staff' dgn 'tanggung jawab' sama tapi..... beda 'GRADE' jadi gw dapet 100 X - 200 X lebih kecil dari mereka yang 'bule' tsb, gara2 gw mungkin statusnya orang 'pribumi dan gak level' kale yach... Ah, bikin iri dan frustasi aja...), trus...
- Dapet istri orang bule 'Amrik'.... Wow, ....siap-siap aja 'mangan ati', perang dunia bisa pindah ke rumah, he..he..he.. (pantes aja temen-temen gw kayak si Tekek cs, minta kawin ama orang 'lokal dan ndeso' aja kemaren, pas gw sindir... "Brur, kan di USA sono elo bisa ketemu ama 'Pamela Anderson' dan kawin ama dia kan?" coba jawabannya dia "wah, bisa KIAMAT"....).

THE END






























-