Daisypath Anniversary tickers

Feb 8, 2007

Bang Yos...

Kasihan euy Bang Yos...dimana2 dia dituding sebagai biang datangnya banjir di DKI Jakarta Ibu Kota Indonesia tercinta.
Banjir yang siklusnya 5 tahunan ini memang sudah dianggap sebagai langganan, buktinya digunakan istilah 'siklus' yang artinya membentuk 'cycle' atau berputar dan berulang-ulang.
Stasiun2 TV di Indonesia beramai2 "melamar" Bang Yos untuk mau menjadi pembicara atau nara sumber atau apalah namanya di acara talk show mereka.

Tidak jarang Bang Yos dikonfrontasi dengan pihak2 lain yang oleh pemimpin redaksi acara talk show itu dianggap penting dan memiliki keterkaitan dengan penyebab datangnya banjir ini.
Yang aku lihat justru Bang Yos ini malah jadi seperti pesakitan yang seolah2 tidak becus mengatur daerah terpenting di Indonesia ini (maksutnya Ibu kota negara).
Dan sekarang ini Bang Yos seolah2 menjadi seorang 'low trusted person' karena dianggap tidak melakukan apa2 untuk mencegah banjir. Masa iya sih??? Mana buktinya???
Bukannya aku ngebelain Bang Yos niy, cuman aku hanya mencoba melihat permasalahan ini dengan sudut pandang yang berbeda.

Coba kita lihat, pembangunan infrastruktur untuk menanggulangi banjir sudah berjalan. Sudah ada 29 polder dibangun dari rencana 42 polder untuk menahan banjir, kemudian proyek raksasa Banjir Kanal Timur yang meskipun sampe sekarang mandeg juga merupakan bukti kan? Lantas kenapa banjir masih datang? Bahkan lebih hebat dari tahun 2002.

Sekarang kita lihat deh...
Setiap tahun DKI Jakarta didatangi orang2 yang ingin mencari peruntungan di ibukota dengan jumlah 250.000 jiwa, inget!! Itu setiap tahun! Kalo kita itung dari tahun 2002 sampe 2006 aja deh, udah ada 1.250.000 orang yang menggelontor Jakarta. Trus mereka mo tinggal dimana?
Apakah mereka harus dilarang untuk datang??? Gak mungkin kan?
Trus kenapa daerah resapan air di Jakarta tinggal 3%? Padahal idealnya ada 30% dan batas minimum adalah 14%
Tidak lain dan tidak bukan ya untuk tempat tinggal pendatang2 itu kan? Memang tidak cuman itu, ada juga tanah milik konglomerat yang dijadiin Mal ato Pusat perbelanjaan, tapi hak atas penggunaan tanah sepenuhnya ada di tangan pemilik to? Kalo yang punya pengen bikin Mal trus pemerintah mo apa? Kalo ga dibolehin, artinya peluang untuk mengurangi jumlah pengangguran di Jakarta jadi hilang...buntut2nya tar Bang Yos lagi yang disalahin karena tidak memikirkan rakyat kecil.

Udah dehh...
Kalau Bang Yos boleh bertanya balik dan beliau mungkin bakal bertanya:
"Apakah Anda sebagai rakyat sudah melakukan yang terbaik untuk lingkungan kita???"
"Apakah Anda sudah menjadi warga negara yang baik???"
"Apakah Anda sudah belajar dari kesalahan???"
Kalo jawabannya "sudah", trus kenapa kali ciliwung selalu penuh dengan sampah?????
Kenapa masih saja petugas kebersihan taman tidak hanya menyapu daun kering tetapi justru menyapu plastik pembungkus, botol plastik, puntung rokok, dll... malahan lebih banyak sampah daripada daun kering...
Ayo JAWAB!!! TAK SOBEK-SOBEK MULUTMU SEKALIAN!! Huahuehuaheuhauheuahe....

Menurutku, tidak hanya pemerintah saja yang bertanggungjawab tentang bahaya banjir ini.
Kalian yang pernah buang sampah lewat kaca mobil, kalian yang pernah buang sampah di sungai, kalian yang pernah buang puntung rokok sembarangan, kalian yang malas cari tempat sampah untuk buang sampah juga harus ikut bertanggungjawab.
Buat kalian yang sudah mau membuang sampah pada tempatnya...BAGOOOESSS!!!!
Teruskan kebiasaan baik kalian...

2 comments:

Anonymous said...

Welleh.. kl semua kudu tanggung jawab, ntar talkshow-nya kebanjiran orang2 se-Jakarta n siapapun yg pernah mampir ke Jakarta dong, bos!

Kl semua salah, sel2 tahanan penuh dong bos.. Ntar pemerintah tlalu sibuk mbangun penjara! Gmn kl penjara jadi ada di setiap sudut ibukota?? Jatah resapan air jd penjara bawah tanah.. Rumah2 di pinggir kali jadi penjara juga.. Kunaon atuh kang?? Banjir juga dong..

Kasian euy.. Udah dipenjara-pun, teteup kebanjiran juga! Hue hehehehe..

Lebih gampang nyalahin satu orang daripada 10 orang, apalagi jutaan!
Lebih gampang nunjuk orang yg sering nongol di tipi daripada tukang sapu jalan yg kliatan juga kagak!
Lebih gampang nanya, "apa yg gue dapet dari negeri ini?" daripada, "apa yg dapat hamba persembahkan untuk negeri ini?"

MERDEKA!
*Pulang ah.. *

Guntur said...

Nah itu dia, kenapa orang2 itu lebih mudah menyalahkan orang lain, karena pada intinya setiap individu itu tidak ada yang mau disalahkan. Gak mau atau takut?

Jadi...maka dari itu, daripada saling menyalahkan yang nantinya justru akan menimbulkan dendam, maka lebih baik kita introspeksi dan harus mau membuka diri dan berani mengakui kesalahan diri kita sendiri. Dan segera melakukan perubahan sikap yang lebih positif.
Kalau kita dapat bersikap positif, niscaya apa yang kita hasilkan juga bernilai positif tentu saja harus didasari dengan keikhlasan, baruuuu setelah itu baru mikirin hak (apa yang bisa gw dapet?).

Sebenernya masalah utama yang ada di dalam masyarakat kita adalah memilih mana yang harus didahulukan, hak atau kewajiban?

Jika kita ingin mendapatkan hak, lakukanlah kewajiban dulu.