Daisypath Anniversary tickers

Feb 16, 2007

Apakah Hidupku Berguna ??

Pagi ini renungan kami rada kurang "khusyuk". Gimana mo fokus, coba.. Masa' di awal renungan bacaan kami diajak melihat seorang kaya yang menimbun harta. Saking cintanya dia pada hartanya, disimpannya harta itu di rumah yang sangat tertutup. Trus demi pengamanan, di pintu depan dipasang tulisan,
"Awas, anjing galak!"

Trus di pintu belakang ia mempekerjakan satpam sangar dan dipasang tulisan,
"Awas, satpamnya galak!"
Ga cukup dengan pengamanan dua arah itu, di bagian dalam rumah itu juga dipasang tulisan,
"Awas, yang punya juga galak!"

Hue hehehehe.. Tulisan pertama bikin aku tersenyum simpul. Tulisan kedua sudah membuat senyumku makin lebar. Tulisan ketiga.. aku da ga tahan buat ketawa n 'menyerahkan kekuasaan' ke mas Gun. Untung beliau bisa cepet kembali konsen n melanjutkan bacain renungan tadi. Sisa renungan pagi tadi masih kuikuti dengan menahan ketawa. Hihihihihihi..

Bagian lain renungan pagi ini 'menyentuh'-ku. Isinya mengajakku lebih memaknai hidup agar berguna tak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi sesama dan lingkungan.

Beberapa hari yang lalu, aku sempet merasa bahwa hidupku ga berguna buat sesama. Aku merasa, aku hidup buat diriku sendiri. Hidupku indah.. senang dan bahagia. Tapi buat orang2 di sekitarku, orang2 yg kusayangi dan/ atau menyayangi aku.. aku merasa ga berguna. Kalau kulihat hari2ku yg lalu, aku merasa tak pernah melakukan sesuatu yg besar dan membahagiakan mereka.
Apakah orang tuaku bangga memiliki anak yg jarang pulang? Tampaknya tidak.
Apakah adek2ku bahagia memiliki kakak yg ga pernah menyumbang apapun buat mereka dan tidak mengikuti perkembangan hidup mereka? Rasanya tidak.
Apakah ada seorang aja dari temen2ku yg pernah kubuat bahagia atas sesuatu yg kulakukan? Tak pernah kudengar yg demikian.
Apakah para lelaki yg pernah 'dekat' denganku merasa kehilangan masa2 indah bersamaku? Mereka lebih bahagia sekarang.
Apakah m'Gun bangga n nyaman berada bersamaku dan harus meluangkan banyak waktu buatku? Kuyakin hidupnya lebih indah tanpaku.
Apakah orang2 di sekitarku akan merasa kehilangan bila tak ada aku? Tidak!
Apakah aku merubah sesuatu di sekitarku jadi lebih baik dan indah? Tidak!!
Apakah hidupku berguna? Tidak!!!

Hmm.. :(

3 comments:

Unknown said...

Koq baru nyadar skarang siey???

Guntur said...

Huehehehehe...
Awas yang punya rumah galak!!

Langsung nanggepin yang setengah kebawah ah..

Aku merasa nyaman sama d'im n aku bahagia.
You know what?
Mungkin karya2 d'im memang tidak secara langsung dapat dilihat atau dirasakan karena karya d'im merupakan 'support' yang jauh lebih bermakna.
Contoh :
Sudah sekian lama aku ga pernah sarapan, jarang2 banget... tapi begitu ada d'im aku jadi sarapan pagi terus dan aku jadi lebih bersemangat ngajar, dampaknya ya performance-ku pas ngajar jadi bagus, mahasiswaku merasa nyaman.
Itu baru 1 contoh dan masih ada yang lain..

Keluarga d'im pasti bangga sama d'im mungkin mereka tidak/belum pernah mengungkapkan perasaan mereka atau mereka mengungkapkannya dengan cara yang lain, coba d'im lihat perilaku, raut muka dan gerak gerik mereka, kita bisa lihat kok bahwa mereka bangga. Orang tua mana sih yang gak bangga anaknya juara kelas, pernah ikut nari dan melihat gayanya yang centil, lulus kuliah dengan predikat yang sangat memuaskan, bahkan sekarang bisa jadi dosen...sebuah pekerjaan yang sungguh mulia.
Waktu aku ngobrol sama Bapak, aku bisa langsung tau kalo Bapak sungguh bangga dengan anak2nya. Mau denger ceritanya? Nggak ah tar d'im ge-er hehehehehehe.... :-*

Apalagi sekarang d'im sudah jadi dosen, pasti banyak yang bersyukur karena dapet dosen seperti d'im.
Dari feedback mereka yang pernah d'im baca, disitu terlihat bahwa mereka semua sayang sama d'im, buktinya mereka ga segan2 memberikan kritik bahkan pujian.

Sekarang untuk keluarga.
Menurutku d'im sudah memberikan sesuatu untuk mereka, meskipun hanya dengan mendengarkan cerita2 sedih, kegagalan, keberhasilan bahkan cerita2 konyol mereka, itu sudah cukup.
Membuat mereka bisa tersenyum bahkan tertawa, itu sudah cukup dan itu tidak bisa dinilai dengan harta.
Kehadiran, itu kuncinya.
Meskipun d'im ga pernah pulang, tapi mereka tetap bisa merasakan bahwa d'im selalu hadir dihati dan ingatan mereka, dan ini juga tidak tergantikan.
Meskipun hanya dengan menelpon dan menanyakan kabar, itu sudah cukup dan memiliki makna yang besar.

Sekarang tentang teman2 d'im. Pasti beberapa dari temen2 d'im ada yang pernah mengungkapkan rasa terima kasih sama d'im, entah karena udan bantuin ngambilin gunting, ngasi makanan, nemenin ke atm, dll.
Ucapan terima kasih muncul karena mereka merasa d'im telah berkarya untuk mereka.
Dengan diingat oleh orang lain, itu artinya mereka ada kesan terhadap diri kita.

D'im sudah memberikan yang terbaik untuk orang2 disekitarmu dan aku harap itu tetap berlanjut.
Tuhan menciptakan manusia dengan talenta masing2 dan d'im sudah menjaga dan mengembangkan talenta itu dengan baik.
Bapak, Ibu, Aku, Mbak Wa, Dik Yan juga memiliki talenta masing2 dan juga misi masing2 yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Besar kecilnya misi itu disesuaikan dengan kemampuan individu yang menerimanya.
Jangan mengharapkan sesuatu yang besar yang bisa dilakukan orang lain.. D'im adalah d'im yang berkarya dengan caranya sendiri, meskipun kecil tapi itulah awal dari karya-karya besarmu nanti dan semoga itu dilandasi dengan ketulusan hati.

Anonymous said...

entahlah, kiranya kau harus lebih mengutamakan supaya PENCIPTA mu bangga kepada dirimu, atas segala perbuatan mu..