Baru-baru ini aku dapet kesempatan ketemu dengan salah seorang petugas Consumer Loan dari Bank M**d**i. Ketemunya siy dalam rangka nganterin D'Im n Bapak liat-liat rumah.
Setelah ngobrol-ngobrol cukup panjang, tiba-tiba si ibu ini menceritakan pengetahuan beliau tentang modus pembobolan rekening via ATM.
Jadi buat siapa saja yang sering menggunakan ATM, perlu banget untuk mengetahui hal ini, buat berjaga-jaga dan lebih waspada.
Here we go...
Modus operandi yang baru adalah, Si Pelaku memasang penghalang lapisan magnetik kartu ATM supaya lapisan magnetik tidak bisa dibaca oleh mesin ATM.
Penghalang ini sengaja dipasang sedemikian rupa sehingga pada saat kartu ATM dimasukkan, maka lapisan magnetik dengan sendirinya akan tertutup.
Jadi pada saat kita bertransaksi, semuanya akan tampak normal. Mulai memasukkan kartu ATM, memasukkan pilihan Bahasa : English / Indonesia, memasukkan nomor PIN, memilih jenis transaksi (ada Penarikan Tunai, Transfer, Pembelian/Pembayaran, dan lain-lain).
Misalnya kita memilih Penarikan Tunai, maka selanjutnya kita akan diminta memilih nominal uang yang akan ditarik.
Nah disinilah letak 'ketidaknormalannya'. Setelah kita melakukan langkah-langkah penarikan, barulah lapisan magnetik kartu ATM ini dibaca datanya oleh mesin untuk bersama-sama dengan nomor PIN dikirim ke komputer pusat untuk dilakukan verifikasi. Tapi, berhubung lapisan ini tertutup oleh penghalang yang telah dipasang pelaku, maka yang terjadi adalah proses verifikasi ini akan terasa sangat lama, sehingga korban akan merasa bahwa transaksinya gagal dan kartunya 'tertelan'. Padahal kartu sama sekali tidak tertelan.
Yang terjadi kemudian adalah korban merasa panik dan mencari cara untuk mengeluarkan kartu ATM-nya dari mesin... Tapi siapa yang bisa menolong kalau bukan petugas dari bank sendiri? Biasanya pelaku melakukan rencana ini di hari minggu pada saat petugas bank sedang libur, jadi tidak ada yang dapat menolong.
Berhubung mesin tidak dapat diapa-apakan lagi, akhirnya korban akan pulang dan para pengantri juga akan mencari mesin ATM yang lain.
Nah, setelah kondisi sepi, barulah pelaku masuk ke dalam ruang ATM. Yang dilakukan pelaku adalah menarik lapisan penghalang yang tadi menutupi permukaan magnetik kartu supaya lapisan magnetik bisa dibaca oleh mesin. Lapisan penghalang ini sengaja tidak dimasukkan semuanya, tetapi ada sebagian kecil 'lidah' penghalang ini yang masih berada di luar lubang kartu, sehingga dengan mudah dapat ditarik keluar.
Apa yang terjadi kemudian?
Pelaku berhasil melanjutkan transaksi 'gagal' tadi dengan leluasa, bahkan memegang kendali penuh atas kartu ATM korban karena nomor PIN sudah terlanjur dimasukkan oleh korban.
Muncul pertanyaan: "Kan bisa saja korban melakukan blokir terhadap ATM-nya?"
Jawabannya adalah karena korban merasa kartunya tertelan, bukan hilang. Karena tertelan oleh mesin ATM dan tidak ada yang bisa mengeluarkan, jadi kartu dianggap aman oleh korban dan tidak perlu blokir.
Okey, sekarang gimana cara mencegah / mengatasinya??
1. Sebelum bertransaksi pastikan lubang untuk memasukkan kartu dalam keadaan 'bersih' dalam arti tidak ada sesuatu yang mencurigakan seperti selotip, pita atau benda-benda apapun yang terlihat menjuntai.
2. Jika merasa kartu ATM tertelan tetap lakukan blokir supaya uang Anda di bank tetap aman.
That's all guys! Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment