... Lanjutan PENS (I) ...
Kali ini coba bikin laporan yang rada berisi ah..
Sedikit melihat ke kanan dan kiri selama berada di kampus orang, saya melihat banyak perbedaan dibanding ST3. Tidak berniat mencari kelebihan dan kekurangan masing2, melainkan sekedar sharing hasil pengamatan. Maklum, saya di-godhog dan di-entaskan dari pengangguran di ST3. Bagi saya, kampus = ST3. Sempit banget ya??
(1) Fisik bangunan kampus PENS lebih 'berkilau' dibanding ST3. Maklumlah, ternyata kampus tersebut memang baru berdiri kurang-lebih 5 tahun. Kesan panas dan gersang tak terhindarkan, entah karena PENS memang berada di Surabaya yang terkenal dengan cuaca teriknya, atau karena saya menemukan (relatif) sedikit pepohonan dibanding yang biasa saya temui di kampus Dayeuh Kolot. :D
(2) Masuk di bangunan kampus, seorang rekan mengatakan, "Kayak SMU ya??" Hehe.. Memang, selain terdapat lapangan basket tepat di tengah gedung kuliah yang kotak melingkar, sepintas kami melihat meja dan kursi di kelas-kelas berbahan dasar kayu, tiap meja dihadapkan pada 2 kursi, persis seperti suasana kelas di SMU-SMU kebanyakan.
(3) Di PENS, khususnya di lab yang kami gunakan saat workshop, ruang dosen bersebelahan dengan lab dan ruang KaJur. Ukuran ruang dosen cukup nyaman untuk +/- 6 orang dosen dengan meja-meja disusun di tepi ruang sehingga tiap dosen dapat duduk di kursi masing-masing menghadap ke tengah ruangan. Di tengah, terdapat meja besar yang layak jadi tempat berkumpul dan diskusi. Sebuah pintu menghubungkan ruang dosen dengan lab, langsung menuju ke bagian depan lab. Dari obrolan kami dengan dosen-dosen setempat, susunan ruang seperti ini mendukung kegiatan belajar mengajar yang sebagian besar dilakukan melalui praktek di lab di bawah pimpinan dosen. Di ST3, ruang dosen cukup 'aman' dari kegiatan lab dan sebagian besar kegiatan lab dipimpin oleh asisten lab/ asisten praktikum yang merupakan perwakilan dari mahasiswa.
(4) Koneksi internet di ST3 jauhhh lebih nyaman dibanding di PENS. Untuk yang satu ini, no comment deh.. aku ga tau knapa.
(5) Keramahan dosen2 PENS patut diacungi jempol. Walau bergerak di bidang IT (di mana orang2 di dalamnya sering di-cap 'lebih jago ngomong ma mesin daripada ma orang lain') mereka luar biasa ramah dan welcome. Hampir tiap dosen yang kulihat di situ sempet ngajak ngobrol berbagai topik dengan hangat. Nengok kiri, ada yang tersenyum manis. Nengok kanan dengan tampang rada bengong, ada yang nanya, "Cari siapa, bu?"
(6) Selain ramah, dosen2 sana juga sangat rendah hati. Setengah mati mereka ngaku 'awam' tentang data mining pas pertama kali ketemu. Saat perkenalan oleh KaJur IT:
"Paling kiri depan, pak A. Beliau ini sedang mengembangkan riset data mining.. bla bla.."
"Sebelahnya, bu B yg tesisnya tentang data mining.. bla bla.."
"Di tengah depan, bu C bergabung dengan pak D di sebelahnya, sedang meneliti 'disaster management dengan clustering.. bla bla.."
... dan seterusnya sampai setiap orang selesai diperkenalkan lengkap dengan kedekatannya dengan data mining.
(7) Pengajaran di PENS diberikan sepenuhnya oleh dosen, dengan komposisi teori dan praktek yang setara. Dengan banyak praktek, mahasiswa diharapkan dapat langsung memahami materi yang diberikan oleh dosen. Tiap dosen punya cerita menarik tentang perkuliahan. Mulai dari mahasiswa yang terlalu betah di lab sampai satu jam setelah kuliah diakhiri, hingga praktek syuting di kelas 'Image Processing' (??ga yakin ma nama mata kuliahnya) yang bikin tiap dosen sempet jadi selebritis. Di ST3??
(8) Tiap kelas di PENS diisi oleh 30 mahasiswa. Saya langsung dapat membayangkan sebuah kelas kecil yang akrab, nyaman, dan intensif. Di ST3, satu kelas perkuliahan dapat diisi mahasiswa sejumlah hingga 2x lipatnya. Bahkan, seingat saya, di semester awal saya kuliah di ST3 saya pernah masuk ke kelas kuliah dengan +/- 90 mahasiswa. Hwahh..
(9) Untuk meningkatkan intensitas komunikasi dosen dengan mahasiswa, tiap dosen punya giliran 'ronda' online. Dengan cara ini, mahasiswa punya kesempatan selain tatap muka di kelas untuk berbagi masalah seputar perkuliahan dengan dosen pengajarnya. Di ST3, meski tidak menyediakan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan mahasiswa di luar jam kuliah, saya yakin dosen2 mau banyak meluangkan waktu kapanpun mahasiswa membutuhkan (tentunya pada jam kerja). Selain itu, asisten2 di lab juga siap membantu junior-junior yang perlu dukungan akademis maupun nonakademis.
(10) Nuansa 'J*p*ng' cukup kental terasa di lingkungan kampus. Sore pertama di PENS, kami berkesempatan mengunjungi sebuah lab yang berisi 33 perangkat komputer (30 untuk mahasiswa, 1 pengajar, dan 2 cadangan) dengan stiker bendera negara tersebut. Selain itu, cerita-cerita yang mereka lontarkan dalam beberapa topik selalu sedikit/banyak menyinggung negara itu. Seru sih.. terutama buat aku yang blm pernah menginjakkan kaki keluar dari negeri tercinta Nusantara ini, banyak cerita dan pengalaman seru yang bisa jadi tambahan pengetahuan buatku. Buat mereka, J*p*ng tuh udah biasa banget. Mereka sudah sangat mengenal, sering bekerjasama dan berkomunikasi dengan negara itu.
(11) Wahh.. panjang juga ya.. Pasti dah pada bosen. Ini terakhir deh. Yang seru, suasana kekeluargaan tetap terjaga di sela-sela suasana workshop yang semi-formal. Guyon dan tebak2an jadi pengobar keakraban bagi kami. Salah satu guyon ringan oleh2 dari PENS:
Pak A: "Siapa yang paling peduli ama TI di sini?"
Pak B: "Siapa tuh? Pak Kajur??"
Pak A: "Bukannn"
Pak B: "Trus, sopo no?"
Pak A: "Bu Wati dong.." *nama kusamarkan*
Pak B: "Kok bisa? Knapa?"
Pak A: "Kalo ga ada TI, namanya tinggal Bu Wa!"
<==The end==>
1 comment:
hebat juga ternyata PENS itu...
5 tahun berdiri tapi udah berhasil menjalin kerjasama dengan J*p*ng, bahkan mereka pake kata "sering" wew...
hiks...brarti aku ga peduli sama IT dunk... kan namaku ga ada unsur IT-nya (T_T)
Post a Comment