Now in my institution will no loner using TOEFL as a tool for testing the ability in English language. The new tool that currently used is English Proficiency Test or EPT. This tool is not only test on listening, grammar, and reading but also speaking, and spelling.
I think this is good because there are so many people are able to speak English but sometime they got wrong when they have to say similar words like : soap-soup-shop or shell-shall-sell, etc. Especially for people from country which not using English as their 1st language.
I hope we can get used to say EPT rather than TOEFL. Well, let's start it now...
[Update]
I've followed the EPT at ITB, you may read the report here http://catatanpk.blogspot.com/2008/02/english-proficiency-test.html
Sekedar catatan kecil sebagai saksi berbagai peristiwa sehari-hari. Just like writing in our minds, to keep them alive inside our hearts.
Nov 29, 2007
Nov 28, 2007
What a rain!!
I've just received a short message from my roomate Wahyu: "Anginnya gede banget, sampe orang2 pada ktakutan n ngumpul di masjid. Btw kamar mas gun bocor lg tp dah kupasangin ember. D dpn rumah ada genteng yang jatuh lho, menakutkan." in english: "The wind is so hard, people are scared n get gathered at mosque. The roof is leaking n I already put a bucket. It's so scary."
Bandung is wet, very wet... It is a very hard rain outside with a strong wind, it's just like storm. I've never seen this kind of rain before.
I hope everything okay today. Ck...ck..ck.. What a rain!!
Bandung is wet, very wet... It is a very hard rain outside with a strong wind, it's just like storm. I've never seen this kind of rain before.
I hope everything okay today. Ck...ck..ck.. What a rain!!
Nov 26, 2007
STT Telkom Menghilang??
Yup, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom sebentar lagi tidak akan bergema lagi di Indonesia.
Akhir-akhir ini, di lingkungan STT Telkom bahkan di YPT sudah ramai dibicarakan nasib STT Telkom ini. Bagaimana kelanjutan STT Telkom ini kedepan? Sementara persaingan di tingkat pendidikan tinggi Indonesia sudah semakin ketat dan benar-benar menuntut perubahan yang benar-benar signifikan di tubuh STT Telkom sendiri, apalagi ditambahkan bahwa ada salah satu pihak yang menyatakan bahwa STT Telkom sudah tidak layak lagi untuk bersaing di level nasional.
Memang benar, STT Telkom sudah seharusnya memasuki tingkat persaingan yang lebih baik, yaitu di level internasional, ya, internasional! Dimana STT Telkom akan menuju World Class University (WCU)!! Huehehehehehe....serius aja bacanya, ga usah sedih n bingung gitu ah!!
STT Telkom memang tidak akan bergema lagi di Indonesia bahkan di dunia, itu karena sebentar lagi akan bertransformasi menjadi INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM !! \(^o^)/
Transformasi ini memang sudah direncanakan dan sudah masuk dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) YPT tahun 2006-2017 yang terbagi dalam tiga Rencana Empat Tahunan (Reneta) yang menargetkan STT Telkom menjadi WCU pada 2017.
Pada Reneta I tahun 2006-2009, YPT yang menaungi STT Telkom meminta program perubahan STTT menjadi ITT dipercepat yakni pada tahun 2008 mendatang (yang seharusnya tahun 2009). Hal ini dikarenakan bahwa secara internal kelembagaan, akademik maupun finansial, STTT sudah siap menjadi ITT. Selain itu, STTT juga sudah mulai berkiprah di kancah internasional, terbukti dari serangkaian prestasi yang telah diraih serta bentuk-bentuk kerjasama yang telah terjalin.
Kata Pak Agus Ahmad (Kajur T.Industri), "Masalahnya, berbagai kelebihan dan serangkaian prestasi yang telah dicapai terbentur pada citra kelembagaan sebagai sekolah tinggi yang tidak dikenal komunitas internasional dimana komunitas ini lebih familiar dengan istilah institut (Institute) atau universitas (University)."
Masa iya "Sekolah Tinggi" diterjemahkan sebagai "High School" ???
Dengan menjadi Institut, lembaga ini akan mendapatkan banyak keuntungan, sebut saja cakupan program studi dan fleksibilitas lembaga akan meningkat sehingga kontribusi kelembagaan maupun pengembangan keilmuan lebih besar. Nama lembaga juga akan lebih dikenal dalam pergaulan internasional, yakni "Telkom Institute of Technology" (cie cie.....prikitiiiiiw!!)
Sekalipun demikian, transformasi ini bukan sekedar perubahan nama, tetapi juga harus diikuti perubahan budaya dan pola pikir seluruh civitas akademika. Dalam hal akademik nantinya akan lebih fokus dalam budaya riset, jadi materi pengajaran akan diperkaya dengan hasil-hasil riset bukan lagi dari text-book. Artinya, pengajaran diperkaya dengan hasil-hasil riset, bukan bersandar pada apa yang diajarkan yang ada di buku. Demikian pula untuk staf non-akademik, harus berorientasi pada pelayanan unggul, tidak semata-mata memberikan pelayanan biasa seperti yang biasa dilakukan selama ini.
Sip! Semoga proses transformasi ini diberi kelancaran oleh Yang Maha Kuasa. AMin..
(Mengutip, menyadur, mereferensi secara tidak karuan dari majalah kampus Tell edisi no.2 Oktober 2007)
*****
IMA:
Yeahhh.. kirain STT Telkom mo ilang krn ketutupan gedung POLITEL. Hue hehehehe.
OK deh "Telkom School of Technology" (TST) bertransformasi jadi "Telkom Institute of Technology"!
:D
Akhir-akhir ini, di lingkungan STT Telkom bahkan di YPT sudah ramai dibicarakan nasib STT Telkom ini. Bagaimana kelanjutan STT Telkom ini kedepan? Sementara persaingan di tingkat pendidikan tinggi Indonesia sudah semakin ketat dan benar-benar menuntut perubahan yang benar-benar signifikan di tubuh STT Telkom sendiri, apalagi ditambahkan bahwa ada salah satu pihak yang menyatakan bahwa STT Telkom sudah tidak layak lagi untuk bersaing di level nasional.
Memang benar, STT Telkom sudah seharusnya memasuki tingkat persaingan yang lebih baik, yaitu di level internasional, ya, internasional! Dimana STT Telkom akan menuju World Class University (WCU)!! Huehehehehehe....serius aja bacanya, ga usah sedih n bingung gitu ah!!
STT Telkom memang tidak akan bergema lagi di Indonesia bahkan di dunia, itu karena sebentar lagi akan bertransformasi menjadi INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM !! \(^o^)/
Transformasi ini memang sudah direncanakan dan sudah masuk dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) YPT tahun 2006-2017 yang terbagi dalam tiga Rencana Empat Tahunan (Reneta) yang menargetkan STT Telkom menjadi WCU pada 2017.
Pada Reneta I tahun 2006-2009, YPT yang menaungi STT Telkom meminta program perubahan STTT menjadi ITT dipercepat yakni pada tahun 2008 mendatang (yang seharusnya tahun 2009). Hal ini dikarenakan bahwa secara internal kelembagaan, akademik maupun finansial, STTT sudah siap menjadi ITT. Selain itu, STTT juga sudah mulai berkiprah di kancah internasional, terbukti dari serangkaian prestasi yang telah diraih serta bentuk-bentuk kerjasama yang telah terjalin.
Kata Pak Agus Ahmad (Kajur T.Industri), "Masalahnya, berbagai kelebihan dan serangkaian prestasi yang telah dicapai terbentur pada citra kelembagaan sebagai sekolah tinggi yang tidak dikenal komunitas internasional dimana komunitas ini lebih familiar dengan istilah institut (Institute) atau universitas (University)."
Masa iya "Sekolah Tinggi" diterjemahkan sebagai "High School" ???
Dengan menjadi Institut, lembaga ini akan mendapatkan banyak keuntungan, sebut saja cakupan program studi dan fleksibilitas lembaga akan meningkat sehingga kontribusi kelembagaan maupun pengembangan keilmuan lebih besar. Nama lembaga juga akan lebih dikenal dalam pergaulan internasional, yakni "Telkom Institute of Technology" (cie cie.....prikitiiiiiw!!)
Sekalipun demikian, transformasi ini bukan sekedar perubahan nama, tetapi juga harus diikuti perubahan budaya dan pola pikir seluruh civitas akademika. Dalam hal akademik nantinya akan lebih fokus dalam budaya riset, jadi materi pengajaran akan diperkaya dengan hasil-hasil riset bukan lagi dari text-book. Artinya, pengajaran diperkaya dengan hasil-hasil riset, bukan bersandar pada apa yang diajarkan yang ada di buku. Demikian pula untuk staf non-akademik, harus berorientasi pada pelayanan unggul, tidak semata-mata memberikan pelayanan biasa seperti yang biasa dilakukan selama ini.
Sip! Semoga proses transformasi ini diberi kelancaran oleh Yang Maha Kuasa. AMin..
(Mengutip, menyadur, mereferensi secara tidak karuan dari majalah kampus Tell edisi no.2 Oktober 2007)
*****
IMA:
Yeahhh.. kirain STT Telkom mo ilang krn ketutupan gedung POLITEL. Hue hehehehe.
OK deh "Telkom School of Technology" (TST) bertransformasi jadi "Telkom Institute of Technology"!
:D
Nov 14, 2007
Etika Bertetangga
Heuleuh.. capek juga baca berita tentang Malaysia VS Indonesia. Bukan dalam rangka pertandingan olahraga lho, tp masalah [tuduhan] curi-mencuri dan caci-memaki, *weitz.. ga perlu tanya nilai Bahasa Indonesia bagian kata lang-ulang saya pas sekolah dulu ya! OOT* antar oknum kedua belah pihak. Sebenernya sih no comment, tp ntar dikira ga punya semangat nasionalisme.
Buat yang lagi pengen cari alasan umpat-mengumpat, pengen tau apa aja yang sudah saya baca tentang topik ini, klik Hasil Googling.
Seriuz deh.. ngeri abis-abisan. Saudara-saudara kita [sebangsa dan tetangga bangsa] bener2 menemukan banyak wadah *forum dlsb* buat melampiaskan emosi (baca: kemarahan). Salah satunya di detikforum.
Salah satu hasil polling di situs ini juga tidak mengenakkan.
Berita terakhir yang saya temukan tentang konflik dua negara ini adalah klaim Malaysia terhadap music bamboo malay alias angklung yang konon telah diupayakan untuk mendapat pengakuan UNESCO. Berita selengkapnya ada di KCM.
Saya sendiri, sangat berharap hubungan baik Indonesia-Malaysia tidak rusak karena masalah milikmu-milikku ini. Sebagai dua bangsa *B-A-N-G-S-A, saudara2* bertetangga, mustinya setiap masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan kepala-kepala dingin, dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Salah satu kalimat 'menyejukkan' dari hasil pencarian saya adalah:
Indonesia tidak akan memperkarakan lagu dan kesenian yang dipakai Malaysia. Sebab, Indonesia dan Malaysia masih serumpun. Hanya, Indonesia meminta, jika Malaysia menggunakan kesenian Indonesia, harus diumumkan kepada publik bahwa itu berasal dari Indonesia.[Malaysia akhirnya..]
Nah, gitu kan enak.. Itu baru Indonesia-ku! Merdeka!
*****
GUNTUR:
Walah....tadi pagi (26/22/2007) di Tr*ns7 ada berita kalau Malaysia lagi2 meng-klaim tarian Reog Ponorogo adalah milik Malaysia. Ati2 carok!! Hihihi....
Nov 13, 2007
Boleh kan, marah?
Gadis menumpahkan sejumput garam ke panci berisi sayur bayam yang hampir matang dengan sekuat tenaga. Huhh.. dasar laki2! Janjiii mulu ga ada realisasi! Ngobral omongan seenaknya. Capekkk! Sebelll!
Seolah berempati dengan suasana hati Gadis, listrik di perumahan kecil itu mati saat Jaka dan Gadis menjejakkan kaki di rumah, petang ini -suatu hal yang jarang terjadi-.
Akhirnya, matang juga sayur bayam, tahu dan nugget goreng. Soal rasa.. jangan ditanya! Boro2 mikirin enak/ tidaknya masakan malam itu, lidah Gadis tak kalah masam dibanding raut mukanya. Masih terbayang sumber kekesalannya pada Jaka.
"Baru dua jam sebelumnya bilang mo nemenin jalan2. Ditungguin ga dateng2.. Tau2 nelpon pas ujan deres:gerutu Gadis dalam hati sambil menyajikan menu hidangan malam yang dibuatnya tanpa perasaan.
'Sayang, ujan deres nih.. Trus aku juga diajakin rapat ma si bos..'
gitu katanya tadi! Ihhh.. dasar workaholic!",
Gadis tersenyum pada Ayah sambil berkata,
"Silakan dimakan, Yah! Gadis ga makan kok, td kebanyakan makan snack di kantor."Tanpa melirik sedikitpun pada sosok jangkung Jaka yang tampak memelas,
"Huuh.. biarin aja! Gue cuekin sampe bosen! Kalo ga gini, ga bakal nyadar kalo dirinya tuh udah seriiing nyakitin gue dengan janji2nya yg ga jelas kapan mo menuhinnya. Emang enak?"
Demikian teriakan batin Gadis yang sedang dibakar emosi, sambil menghempaskan diri di depan tv yang tengah mati. Yah.. memang bukan sekali-dua Gadis harus bergelut dengan hatinya setiap kali Jaka mengalahkan kesempatan menghabiskan waktu bersama Gadis dengan setumpuk pekerjaan yang tak pernah ada habisnya.
Bosan mengetikkan light pen tanpa tujuan ke smartphone tipisnya, Gadis memutuskan untuk mengistirahatkan diri di kamar mungilnya.
"Yah.. Gadis bobo dulu ya. Ngantuk ni!"pamit Gadis tanpa peduli sedikitpun pada Jaka.
"Loh, baru jam tujuh kan, kok udah ngantuk?"
"Ya gimana, gelap sih! Jadi pengen bobo. Bobo ya..",
***
Masih dengan sebongkah kekesalannya pada Jaka, Gadis membanting tubuh di kasurnya. Memejamkan mata sejenak.. membukanya.. hmmm, Gadis tiba2 tersenyum. Bintang2 berkedip menyambutnya, membuyarkan semua kemarahan yang tersisa. Emosinya mencair menjadi bulir2 airmata yang mulai membasahi pipinya.
Jaka.. dialah yang memasang bintang2 itu di langit2 kamarnya. Ditambah pesan singkat,
"Wahhh.. mulai malam ini tidurmu pasti indah terus ditemani bintang2!"jawab Gadis manja.
"Kurang indah.. Abisnya Rembulanku malah ga disini sih",
Air mata Gadis makin deras. Bintang2 kuning makin tampak berkedip-kedip dan tersenyum menatapnya.
Semakin dipikir, Gadis makin tak habis pikir. Apa sih salah Jaka padanya? Apa sih yang kurang dari sosok seorang Jaka? Apa sih yang bikin Gadis berhak marah dan menghukum Jaka?
Samar2 Gadis mendengar dua bintang besar yang tepat menghadapnya terkikik lirih dan saling berceloteh:
BintangA: "Gitu aja marah! Nangis, lg!"
BintangB: "Abis, si Jaka ga jadi nemenin dia jalan2.."
BintangA: "Ah masa cuma gara2 itu sampai semarah itu? Dia kan dah gede, bisa jalan2 sendiri.. "
BintangB: "Mmm.. Mungkin karena Jaka bilang mo nemenin tp ga jadi.."
BintangA: "Tapi itu kan karena Jaka ada kerjaan.."
BintangB: "Iya ya.. Mmm.. Karena Jaka kerja terus, mungkin?"
BintangA: "Loh, itu kan bagus? Dimana salahnya? Katanya Gadis tuh suka kl liat orang yang kerja ga cuma pake otak tp pake hati juga.. Itu kan artinya Jaka mencintai pekerjaannya! Emangnya Gadis mau, kl si Jaka itu nganggur n kerjaannya cm nganterin Gadis jalan2?"
BintangB: "Ya.. enggak gitu lah..!"
BintangA: "Nggak kan? Jadi.. knapa si Gadis musti marah?"
BintangB: "Mmm.. lg pengen marah aja, kali!"
BintangA: "??" -speechless-
BintangB: "Knapa diem? Boleh kan, marah??"
BintangA: "?????"
Gadis tersenyum dalam tidurnya. Dasar bintang2!
[dari Bintang]
[gambar dari sini]
Nov 12, 2007
Bisnis Pulsa
Akhirnyaaa sekarang saya ikut2an jualan pulsa voucherless atau lebih dikenal dengan pulsa elektronik (^_^)v
Bukan apa-apa sih, yang penting bisa bermanfaat buat orang2 di sekitar saya terutama yang lagi butuh pulsa (tapi ga punya duit cash).
Keuntungan? Yaaa lumayanlah sedikit-sedikit yang penting lama-lama menjadi bukit (amiiin..).
Ide ini baru kepikiran setelah Lora (adiknya D'Im yg lagi kuliah di UGM) ikut bergabung bisnis ini di Yogyakarta. Setiap kali kami butuh pulsa, kami cukup kirim sms untuk diisikan pulsa dan bayar setelah kami sempat ke atm (itupun kalo inget or diingetin).
Kemudian saya mulai cari informasi tentang bisnis ini via internet. Mulai dari yang resmi diadakan oleh operator (M-Kios, M-Tronik, dll) dimana masing-masing transaksi hanya bisa dilakukan menggunakan chip / kartu tertentu, hingga yang diselenggarakan secara independen oleh orang-orang yang cerdas karena berhasil menggabungkan semua transaksi pulsa hanya dengan 1 chip yaitu nomor si agen penjual itu sendiri.
Jadi inget kalimat yang ditulis sama Om Robert T Kiyosaki di buku Cashflow Quadrant, beliau menganjurkan supaya kita harus pintar mengatur keuangan kita, di buku ini ditunjukkan bahwa kadang-kadang kita tidak tahu bahwa uang yang kita belanjakan justru menjadi 'kewajiban' bukan 'investasi'. Yang dimaksud 'kewajiban' disini alah dimana kita harus mengeluarkan dana khusus untuk keberlangsungan barang yang kita beli, misalnya handphone, kita harus mengeluarkan uang untuk beli pulsa, ganti casing, beli pelindung handphone, anti-gores, tas handphone, kabel data (untungnya akhir2 ini sudah termasuk bundle penjualan), dan lain sebagainya. Untuk 'investasi' adalah barang yang kita beli justru mendatangkan uang, misalnya pengusaha angkot, dia beli mobil yang digunakan untuk bisnis, meskipun dia mengeluarkan uang untuk BBM dan perawatan/perbaikan tapi pengeluaran tersebut bisa ditutupi dengan pendapatan.
Setelah aku bergabung dalam bisnis ini baru kepikiran kalo ternyata handphone bisa dijadikan 'investasi'. Kenapa? Komunikasi di negara kita ini masih akan terus berkembang, orang yang punya ponsel akan semakin banyak dan pastinya butuh pulsa supaya ponselnya bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Orang Indonesia masih banyak yang berpikiran ekonomis sehingga memilih kartu prabayar yang tidak bisa lepas dari voucher pulsa.
Jadi...menurutku bisnis ini akan memiliki life cycle yang panjang.
Mau bergabung? Jangan buru2, berhubung penyelenggara bisnis ini sudah mulai marak, mari kita lihat bagaimana tips untuk memilih penyelenggara yang benar2 terpercaya dan menguntungkan tentunya.
1. Cari penyelenggara yang bisa memberi harga reseller termurah supaya meskipun kita jual lebih rendah dari harga pasar, kita masih bisa untung.
2. Cari penyelenggara yang menerapkan sistem bisnis yang mudah yaitu: daftar, setor deposit, mulai jualan. Simple! Memang banyak penyelenggara yang membuat bisnis ini dengan model MLM, tidak apa-apa yang penting simple dan bisa langsung jualan.
3. Cari penyelenggara yang menyediakan nomor akses menggunakan short number alias hanya menggunakan 4 digit nomor akses. Biasanya penyelenggara yang mampu membeli short number adalah penyelenggara yang cukup bonafit, tapi biasanya mereka tidak bisa memberi harga reseller yang murah. Bisnis yang saya ikuti ini juga tidak menggunakan short number karena pilihan saya adalah harga reseller yang paling murah hehehe.
Yah, mungkin itu dulu yang bisa saya bagikan buat Anda sekalian semoga bermanfaat.
Bukan apa-apa sih, yang penting bisa bermanfaat buat orang2 di sekitar saya terutama yang lagi butuh pulsa (tapi ga punya duit cash).
Keuntungan? Yaaa lumayanlah sedikit-sedikit yang penting lama-lama menjadi bukit (amiiin..).
Ide ini baru kepikiran setelah Lora (adiknya D'Im yg lagi kuliah di UGM) ikut bergabung bisnis ini di Yogyakarta. Setiap kali kami butuh pulsa, kami cukup kirim sms untuk diisikan pulsa dan bayar setelah kami sempat ke atm (itupun kalo inget or diingetin).
Kemudian saya mulai cari informasi tentang bisnis ini via internet. Mulai dari yang resmi diadakan oleh operator (M-Kios, M-Tronik, dll) dimana masing-masing transaksi hanya bisa dilakukan menggunakan chip / kartu tertentu, hingga yang diselenggarakan secara independen oleh orang-orang yang cerdas karena berhasil menggabungkan semua transaksi pulsa hanya dengan 1 chip yaitu nomor si agen penjual itu sendiri.
Jadi inget kalimat yang ditulis sama Om Robert T Kiyosaki di buku Cashflow Quadrant, beliau menganjurkan supaya kita harus pintar mengatur keuangan kita, di buku ini ditunjukkan bahwa kadang-kadang kita tidak tahu bahwa uang yang kita belanjakan justru menjadi 'kewajiban' bukan 'investasi'. Yang dimaksud 'kewajiban' disini alah dimana kita harus mengeluarkan dana khusus untuk keberlangsungan barang yang kita beli, misalnya handphone, kita harus mengeluarkan uang untuk beli pulsa, ganti casing, beli pelindung handphone, anti-gores, tas handphone, kabel data (untungnya akhir2 ini sudah termasuk bundle penjualan), dan lain sebagainya. Untuk 'investasi' adalah barang yang kita beli justru mendatangkan uang, misalnya pengusaha angkot, dia beli mobil yang digunakan untuk bisnis, meskipun dia mengeluarkan uang untuk BBM dan perawatan/perbaikan tapi pengeluaran tersebut bisa ditutupi dengan pendapatan.
Setelah aku bergabung dalam bisnis ini baru kepikiran kalo ternyata handphone bisa dijadikan 'investasi'. Kenapa? Komunikasi di negara kita ini masih akan terus berkembang, orang yang punya ponsel akan semakin banyak dan pastinya butuh pulsa supaya ponselnya bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Orang Indonesia masih banyak yang berpikiran ekonomis sehingga memilih kartu prabayar yang tidak bisa lepas dari voucher pulsa.
Jadi...menurutku bisnis ini akan memiliki life cycle yang panjang.
Mau bergabung? Jangan buru2, berhubung penyelenggara bisnis ini sudah mulai marak, mari kita lihat bagaimana tips untuk memilih penyelenggara yang benar2 terpercaya dan menguntungkan tentunya.
1. Cari penyelenggara yang bisa memberi harga reseller termurah supaya meskipun kita jual lebih rendah dari harga pasar, kita masih bisa untung.
2. Cari penyelenggara yang menerapkan sistem bisnis yang mudah yaitu: daftar, setor deposit, mulai jualan. Simple! Memang banyak penyelenggara yang membuat bisnis ini dengan model MLM, tidak apa-apa yang penting simple dan bisa langsung jualan.
3. Cari penyelenggara yang menyediakan nomor akses menggunakan short number alias hanya menggunakan 4 digit nomor akses. Biasanya penyelenggara yang mampu membeli short number adalah penyelenggara yang cukup bonafit, tapi biasanya mereka tidak bisa memberi harga reseller yang murah. Bisnis yang saya ikuti ini juga tidak menggunakan short number karena pilihan saya adalah harga reseller yang paling murah hehehe.
Yah, mungkin itu dulu yang bisa saya bagikan buat Anda sekalian semoga bermanfaat.
Nov 9, 2007
Happy Feet
Happy Feet adalah film animasi produksi tahun 2006 yang disutradarai oleh George Miller dan mulai ditayangkan pada 17 November 2006. Konon kata om Wiki, film ini dipersembahkan kepada Steve Irwin, yang meninggal sebulan setelah merekam suaranya untuk film ini, dan Nick Enright, penulis Lorenzo's Oil.
Beberapa waktu lalu, aku dan m'Gun sempet nonton juga film ini.
Di film Happy Feet, setiap pinguin di pedalaman kutub Antartika dapat bernyanyi dan bersuara merdu, bahkan juga dapat menari dengan lincahnya. (aslinya gitu ga sih?) Dan kemampuan musikal tersebut menjadi daya tarik bagi pasangan masing-masing.
Tersebutlah seekor penguin, Mumble, yg dikucilkan teman dan lingkungannya karena ketidakwajaran yang dimilikinya. Dikisahkan juga bahwa Mumble memang sempat mengalami kejadian tak wajar di saat dia masih berupa telur hingga menetasnya. Sang ayah yang mengeraminya tak sengaja membuatnya menggelinding di tengah badai salju.
Bukannya mahir bernyanyi dengan suara merdu seperti Memphis-ayahnya dan Norma Jones-ibunya, si kecil Mumble bersuara parau dan memiliki cara jalan yang aneh karena kegemarannya menghentak-hentakkan kaki sesuka hati. Mumble sendiri beberapa kali tampak sedih karena dirinya tak dapat diterima di lingkungan yang membesarkannya.
Suatu saat, Mumble terdampar di kelompok pinguin dan bertemu dengan teman-teman kerdil yang tidak mengutamakan suara merdu, sebaliknya, mereka malah menari untuk memikat hati pasangannya. Mumble si Happy Feet segera menjadi idola.
Mumble berencana kembali ke komunitasnya dan berusaha memikat hati Gloria, pujaan hatinya yang bersuara merdu. Dengan trik yang disusunnya bersama teman-teman barunya, Gloria terpikat. Tapi Noah, sang pemimpin di kelompoknya, mengusirnya setelah mengetahui kecurangannya.
Saat itu, Mumble pergi dengan janji untuk kembali dan mengubah semua tradisi yang dianggapnya hanya bohong belaka. Mumble juga berjanji untuk membawa kebenaran dan perubahan ke hadapan teman-temannya.
Lanjutannya.. agak2 lupa nih. Yg pasti, kelompok penguin ini akhirnya berhasi menyampaikan pesan kepada masyakarat dunia (lewat siaran tv) bahwa habitat mereka ada dan membutuhkan ikan sebagai makanan. Penangkapan ikan besar2an akan membuat kelompok penguin kesulitan makan dan punah.
Aku n M'Gun sampai capek ketawa menyaksikan tingkah2 lucu si Mumble dan pinguin2 lain. Lagu2 yang dinyanyikan para penguin itu juga bagus2 lho..
Beberapa waktu lalu, aku dan m'Gun sempet nonton juga film ini.
Di film Happy Feet, setiap pinguin di pedalaman kutub Antartika dapat bernyanyi dan bersuara merdu, bahkan juga dapat menari dengan lincahnya. (aslinya gitu ga sih?) Dan kemampuan musikal tersebut menjadi daya tarik bagi pasangan masing-masing.
Tersebutlah seekor penguin, Mumble, yg dikucilkan teman dan lingkungannya karena ketidakwajaran yang dimilikinya. Dikisahkan juga bahwa Mumble memang sempat mengalami kejadian tak wajar di saat dia masih berupa telur hingga menetasnya. Sang ayah yang mengeraminya tak sengaja membuatnya menggelinding di tengah badai salju.
Bukannya mahir bernyanyi dengan suara merdu seperti Memphis-ayahnya dan Norma Jones-ibunya, si kecil Mumble bersuara parau dan memiliki cara jalan yang aneh karena kegemarannya menghentak-hentakkan kaki sesuka hati. Mumble sendiri beberapa kali tampak sedih karena dirinya tak dapat diterima di lingkungan yang membesarkannya.
Suatu saat, Mumble terdampar di kelompok pinguin dan bertemu dengan teman-teman kerdil yang tidak mengutamakan suara merdu, sebaliknya, mereka malah menari untuk memikat hati pasangannya. Mumble si Happy Feet segera menjadi idola.
Mumble berencana kembali ke komunitasnya dan berusaha memikat hati Gloria, pujaan hatinya yang bersuara merdu. Dengan trik yang disusunnya bersama teman-teman barunya, Gloria terpikat. Tapi Noah, sang pemimpin di kelompoknya, mengusirnya setelah mengetahui kecurangannya.
Saat itu, Mumble pergi dengan janji untuk kembali dan mengubah semua tradisi yang dianggapnya hanya bohong belaka. Mumble juga berjanji untuk membawa kebenaran dan perubahan ke hadapan teman-temannya.
Lanjutannya.. agak2 lupa nih. Yg pasti, kelompok penguin ini akhirnya berhasi menyampaikan pesan kepada masyakarat dunia (lewat siaran tv) bahwa habitat mereka ada dan membutuhkan ikan sebagai makanan. Penangkapan ikan besar2an akan membuat kelompok penguin kesulitan makan dan punah.
Aku n M'Gun sampai capek ketawa menyaksikan tingkah2 lucu si Mumble dan pinguin2 lain. Lagu2 yang dinyanyikan para penguin itu juga bagus2 lho..
Teori X dan Teori Y [Donald McGregor]
Pas belajar tentang materi "Managing People and Team", nemu sesuatu yg [kayaknya] cukup seru buat di-posting.
Donald McGregor (seorang peneliti) membedakan dua perilaku pekerja dengan Teori X dan teori Y.
Teori X menyatakan:
- Umumnya, manusia memiliki pembawaan tidak suka berkerja;
- Ada kebutuhan untuk dipaksa, diarahkan dan dikontrol;
- Manusia cenderung menghindari tanggung jawab.
Teori Y berisi:
- Bekerja merupakan hal se-alami istirahat atau bermain;
- Kontrol luar dan paksaan bukan satu-satunya cara dalam mencapai tujuan organisasi;
- Komitmen terhadap tujuan adalah fungsi dari penghargaan yang dihubungkan dengan pencapaian;
- Rata-rata manusia dapat belajar menerima dan mencari tanggung jawab;
- Kapasitas untuk melatih imajinasi dan kualitas kreatif lain didistribusikan secara luas.
Salah satu cara untuk mengetahui seorang pemimpin merupakan pendukung teori X atau teori Y adalah dengan memperhatikan reaksi pekerja saat sang pemimpin tidak hadir: jika tidak ada perubahan (semua pekerjaan tetap dilaksanakan dengan baik) maka teori Y berlaku, jika semua pekerja bersantai maka teori X yang diterapkan!
Hehehehe..
Note: Gambar tidak berkaitan langsung dengan artikel ini, melainkan sekedar ilustrasi yg ditambahkan.
Nov 6, 2007
Remote Rusak dan Mr. Couch Potato
Semalam aku mimpi.. mimpi buruk sekali..
-loh, kok jd nyanyi-
Hehe. Semalem aku mimpi. Tapi bukan sembarang mimpi. Masalahnya, ni mimpi ga penting banget. :(
Tanpa ada cerita sebelumnya (emangnya sinetron?), di mimpi itu aku lg tiduran dengan nyaman sambil nonton tv. Tapi bukannya ngikutin sebuah acara, aku mlh keasyikan gonta-ganti channel tv. Pokoknya, tampak mengagumi banget karya teknologi yg disebut 'remote control' dan terobsesi buat mencet2 semua tombol yg ada.
Wis, gt aja. -beneran ga penting kan??-
Paginya, bangun langsung ketawa terkikik-kikik. Pasti mimpi itu gara2 remote tv di rumah yg tiba2 ujug2 tanpa alesan ga ada ujan ga ada angin suddenly mogok kerja. Iya.. perangkat yg penuh tombol itu nyaris sama sekali ga berfungsi. Dipencet ga guna, dipenet (ditekan keras, jawa-red) ga ngaruh di tv, digoyang2, diputer, dijilat, dicelupin.. hhh, tetep aja si tv ga respon. Sebel, kan?!
Udah gitu, sore kemarin aku sempet ditegur Bapak gara2 nonton tv tp aku terlalu deket ama si tv. -gmn ga deket, kl mindah2 saluran musti mencet tombol di bawah layar tv? !@#$%^&*-
Kalo udah gini, baru deh ngerasa salut ama pencetus pepatah
"Sesuatu tuh baru kerasa berguna kalo udah ga di genggaman"
-Ini pepatah bukan sih?-
Emang sih, tuh remote masih bisa digenggam n masih kumiliki. Tp ga bisa mindah saluran tv, ga bisa ngidupin-matiin tv, ga bisa nambah/ngurangin volume..
-yahh, sebenernya bisa sih, kl kita deketin ke tv trus pencetin ujung remote ke tombol yg diinginkan di tv. tp kan make remote tuh harusnya ga gt! ihhh-
Siang ini, jadi kepikiran buat cari tau, sapa sihhh sebenernya penemu remote tv? Sapa sih yg harus bertanggung jawab kl kita -yg pasti, aku- jd kecanduan menggenggam remote tv dan ga bisa hidup -maksudku, nonton tv- tanpa remote di tangan?
Ternyata.. Robert Adler namanya. Beliau udah meninggal 19 Feb 2007 lalu di Boise, Idaho, AS karena gagal jantung di usia 93. Dan beliau ini sering disebut berperan dalam melahirkan generasi couch potato (orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan rebahan dan menonton TV-red). Berikut kutipan info yg kudapet:
Atas temuannya Adler pernah menerima penghargaan Emmy Award bersama-sama dengan rekannya yang juga penemu Eugene Polley. Selama enam dekade karirnya di Zenith, Adler merupakan penemu yang produktif. Dia telah menghasilkan 180 paten.
Mei 2004, dalam kesempatan wawancara dengan Associated Press, Adler menanggapi pertanyaan banyak orang tentang tanggapannya setelah menemukan perangkat yang dianggap berperan dalam melahirkan generasi couch potato.
"Orang-orang sering bertanya pada saya -- 'tidak kah Anda merasa bersalah karenanya?' Dan saya katakan itu konyol," ujarnya. "Adalah beralasan dan rasional untuk mengendalikan TV dari tempat di mana Anda biasa duduk dan menonton TV."
Berbagai sumber menyebut Polley dan Zenith sebagai penemu remote. Polley membuat "Flashmatic", remote nirkabel yang diperkenalkan pada 1955 yang bekerja dengan sel foto. Adler memperkenalkan ultrasonic, atau suara frekuensi tinggi, yang membuat perangkat tersebut jadi lebih efisien pada tahun 1956. [http://pcyco.or.id/v2/article.php?story=20070220200030317]
[Guntur]
Huehehehehe... remote tipi ini udah lama banget ngadat, kira2 udah 2 mingguan lah..
Mungkin harus upgrade remote biar ga ketinggalan jaman hihihi... Ato upgrade tv-nya sekalian?? \(^o^)/
Gara-gara ditegur niy jadi kepikiran terus n sampe kebawa2 mimpi.
Btw, ada yang tahu tempat jual remote tipi gaaak??
Nov 3, 2007
The Wedding
Kemarin sempet menghadiri sebuah pernikahan salah satu kerabat di Jakarta. Hmm.. walau sudah belasan acara pernikahan -dengan segala adat dan gaya- pernah kuhadiri, ada yg berbeda dengan pernikahan kali ini. Biasanya, bahkan jika aku hanya hadir sebagai tamu undangan yang cuma duduk-diam-mendengarkan, senyum selalu terkembang sepanjang acara. Rasa bahagia mau tak mau selalu muncul melihat senyum dan keceriaan mempelai berdua. Biasanya, ruang tempat berlangsungnya acara pernikahan yang berhias rangkaian bunga dan segala hal cantik selalu dipenuhi kerabat dan rekan mempelai dan kedua keluarga mempelai yang berdandan istimewa demi memeriahkan acara tersebut. Biasanya, berbagai acara dan hidangan disiapkan seoptimal mungkin demi menjamu para hadirin. Biasanya, senyum tawa membanjiri ruangan yang tak pernah cukup untuk menampungnya.
Pernikahan yang kuhadiri kemarin, sungguh berbeda. Walaupun kerabat, kami -aku, ibu dan bapak- baru memperoleh kepastian tentang waktu pelaksanaan pernikahan, malam sebelumnya. Dengan persiapan seadanya dan penuh tanda tanya, kami berempat -aku, bapak, ibu, m'Gun- berangkat ke Jakarta hari Jumat pagi.
Setelah sempat diundur karena berbagai alasan, pernikahan tersebut akhirnya dimulai sekitar pukul 13.00 dan berlangsung selama sekitar 1 jam. Dengan dihadiri kalangan terbatas (14 orang termasuk mempelai), kedua mempelai mengikrarkan janji setia mereka di hadapan seorang pemuka agama. Simple, sangat sederhana, sangat mudah, sangat cepat, dan sangat.. tidak biasa.
Masa sih, nikah tuh segampang itu? Masa sih, nikah tuh sekedar tanda tangan di atas selembar kertas putih bermeterai (meterai-ku, lagi!)? Masa sih, yg kulihat itu bisa disebut pernikahan?
Sore itu kami pulang (ke semarang) bersama ibu, kakak dan adik mempelai perempuan dengan beban pertanyaan yang jauh lebih berat. Tapi setidaknya, kami yakin.. mempelai berdua berbahagia setelah tercapai keinginannya. Yahh.. semoga awal yang sederhana itu merupakan awal kebahagiaan yang besar dan terus bertambah besar bagi keluarga baru tersebut.
Selamat ya.. mbak Ayu, mas Stanley! (ga yakin, bener ga ya nulis nama kakak ipar baru ini. hehe..)
[Guntur]
Stanly
Stanli
Stenli
Stenley
Stenliy
Silakan dipilih2 mana yang bener hehehehe...
Selamat buat Mbak Ayu n Mas Stanley (ga yakin juga bener ato ga ya?)
Yang penting tetap saling menghormati dan saling menjaga bagaimanapun prosesinya yang penting pernikahan adalah sakral dan harus kita hormati bersama.
Sekali lagi profisiat!
Subscribe to:
Posts (Atom)