Gadis menumpahkan sejumput garam ke panci berisi sayur bayam yang hampir matang dengan sekuat tenaga. Huhh.. dasar laki2! Janjiii mulu ga ada realisasi! Ngobral omongan seenaknya. Capekkk! Sebelll!
Seolah berempati dengan suasana hati Gadis, listrik di perumahan kecil itu mati saat Jaka dan Gadis menjejakkan kaki di rumah, petang ini -suatu hal yang jarang terjadi-.
Akhirnya, matang juga sayur bayam, tahu dan nugget goreng. Soal rasa.. jangan ditanya! Boro2 mikirin enak/ tidaknya masakan malam itu, lidah Gadis tak kalah masam dibanding raut mukanya. Masih terbayang sumber kekesalannya pada Jaka.
"Baru dua jam sebelumnya bilang mo nemenin jalan2. Ditungguin ga dateng2.. Tau2 nelpon pas ujan deres:gerutu Gadis dalam hati sambil menyajikan menu hidangan malam yang dibuatnya tanpa perasaan.
'Sayang, ujan deres nih.. Trus aku juga diajakin rapat ma si bos..'
gitu katanya tadi! Ihhh.. dasar workaholic!",
Gadis tersenyum pada Ayah sambil berkata,
"Silakan dimakan, Yah! Gadis ga makan kok, td kebanyakan makan snack di kantor."Tanpa melirik sedikitpun pada sosok jangkung Jaka yang tampak memelas,
"Huuh.. biarin aja! Gue cuekin sampe bosen! Kalo ga gini, ga bakal nyadar kalo dirinya tuh udah seriiing nyakitin gue dengan janji2nya yg ga jelas kapan mo menuhinnya. Emang enak?"
Demikian teriakan batin Gadis yang sedang dibakar emosi, sambil menghempaskan diri di depan tv yang tengah mati. Yah.. memang bukan sekali-dua Gadis harus bergelut dengan hatinya setiap kali Jaka mengalahkan kesempatan menghabiskan waktu bersama Gadis dengan setumpuk pekerjaan yang tak pernah ada habisnya.
Bosan mengetikkan light pen tanpa tujuan ke smartphone tipisnya, Gadis memutuskan untuk mengistirahatkan diri di kamar mungilnya.
"Yah.. Gadis bobo dulu ya. Ngantuk ni!"pamit Gadis tanpa peduli sedikitpun pada Jaka.
"Loh, baru jam tujuh kan, kok udah ngantuk?"
"Ya gimana, gelap sih! Jadi pengen bobo. Bobo ya..",
***
Masih dengan sebongkah kekesalannya pada Jaka, Gadis membanting tubuh di kasurnya. Memejamkan mata sejenak.. membukanya.. hmmm, Gadis tiba2 tersenyum. Bintang2 berkedip menyambutnya, membuyarkan semua kemarahan yang tersisa. Emosinya mencair menjadi bulir2 airmata yang mulai membasahi pipinya.
Jaka.. dialah yang memasang bintang2 itu di langit2 kamarnya. Ditambah pesan singkat,
"Wahhh.. mulai malam ini tidurmu pasti indah terus ditemani bintang2!"jawab Gadis manja.
"Kurang indah.. Abisnya Rembulanku malah ga disini sih",
Air mata Gadis makin deras. Bintang2 kuning makin tampak berkedip-kedip dan tersenyum menatapnya.
Semakin dipikir, Gadis makin tak habis pikir. Apa sih salah Jaka padanya? Apa sih yang kurang dari sosok seorang Jaka? Apa sih yang bikin Gadis berhak marah dan menghukum Jaka?
Samar2 Gadis mendengar dua bintang besar yang tepat menghadapnya terkikik lirih dan saling berceloteh:
BintangA: "Gitu aja marah! Nangis, lg!"
BintangB: "Abis, si Jaka ga jadi nemenin dia jalan2.."
BintangA: "Ah masa cuma gara2 itu sampai semarah itu? Dia kan dah gede, bisa jalan2 sendiri.. "
BintangB: "Mmm.. Mungkin karena Jaka bilang mo nemenin tp ga jadi.."
BintangA: "Tapi itu kan karena Jaka ada kerjaan.."
BintangB: "Iya ya.. Mmm.. Karena Jaka kerja terus, mungkin?"
BintangA: "Loh, itu kan bagus? Dimana salahnya? Katanya Gadis tuh suka kl liat orang yang kerja ga cuma pake otak tp pake hati juga.. Itu kan artinya Jaka mencintai pekerjaannya! Emangnya Gadis mau, kl si Jaka itu nganggur n kerjaannya cm nganterin Gadis jalan2?"
BintangB: "Ya.. enggak gitu lah..!"
BintangA: "Nggak kan? Jadi.. knapa si Gadis musti marah?"
BintangB: "Mmm.. lg pengen marah aja, kali!"
BintangA: "??" -speechless-
BintangB: "Knapa diem? Boleh kan, marah??"
BintangA: "?????"
Gadis tersenyum dalam tidurnya. Dasar bintang2!
[dari Bintang]
[gambar dari sini]
3 comments:
huakhahahhaa :P
pengalaman pribadi kah??
ehhhhmmm.. indahnya cinta!!!
Oh, pengalaman pribadi Wening-kah?
Maap yah, kl menyinggung. Ga da maksud lho.. :D
jadi punya ide, ntar mau masang bintang2 ah di kamar si -tiiiiiit-, huehehehe :)
Post a Comment