Daisypath Anniversary tickers

Mar 7, 2007

3 jam di Ibukota

Hari Selasa kemarin aku dapet tugas nyebarin brosur 'bisnis' institusi ke seluruh cabang toko buku yang cukup terkenal di Indonesia.
Sebenernya kami (karena aku ga pergi sendirian, dianter sopir n partner) diminta untuk menyebarkan brosur ke seluruh Jakarta Raya, tapi karena ada ide yang brilian dari partnerku yang dapet pencerahan 1 tahun yang lalu, maka kami sebenernya tidak perlu repot2 keliling Jakarta yang tentu saja macet.

Kami memasuki Ibukota sekitar jam 11.00 dan sampai di kantor pusat toko buku itu (daerah Kwitang) sekitar pukul setengah dua belas lebih. Setelah berbincang dengan resepsionis akhirnya kami bisa menemui Bp. Bambang sebagai wakil dari bagian promosi.
Setelah ketemu, nampak wajah yang sudah familier buatku dan ternyata memang benar, beliau itu mantan drummer Base Jam! Yup, memang sudah nampak lebih 'makmur' (gemuk.red) hehehe...
Karena ada beberapa dokumen yang diambil, akhirnya Bp. Bambang meninggalkan kami dan yang muncul berikutnya adalah staffnya.
Pukul 12.10 kami selesai mengisi formulir kerjasama dan selanjutnya kami diminta kembali lagi setelah jam istirahat selesai yakni pukul 13.30.
Yap! Inilah kesempatanku untuk menyusuri lokasi syuting film AADC hehehe... tapi ternyata cuaca saat itu sungguh tidak bersahabat denganku yang sudah terbiasa dengan cuaca Bandung. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke toko buku saja...
Pukul 13.30 kami kembali dan ditemui oleh staf promosi (bukan Bambang) untuk menyelesaikan 'masalah' administrasi (pembayaran .red).
Setelah selesai dan memindah-tangankan brosur itu, akhirnya mulailah sang staf itu secara halus menyatakan bahwa dia meminta 'ongkos' capek karena telah membantu kami mengurus surat2 administrasi. Di Jakarta ga ada yang gratis man!!! Set dahhh...
Keluar dari parkiran, si tukang parkir diberi uang sewa tempat sebesar 2000 rupiah, tapi nampaknya belum cukup buat dia. "Pak tambahin lagi dooooong..." akhirnya driver kami Pak Usman menambahi dengan uang 500 rupiah. "Masa' gopek doang!?!?! Pelit amat!!!"
Buseeeeettt....udah dikasi lebih bukannya bersyukur n terima kasih malah ngatain pelit!!!

Pulang dari kantor pusat itu, di perjalanan aku melihat 2 orang anak SMP lagi berantem di taman yang terletak di tengah2 jalan. Akhirnya driver kami Pak Usman dan beberapa pengendara motor yang lain merapat untuk sekedar teriak2 supaya mereka berhenti berantem. Aku melihat ada salah satu pengendara motor itu adalah polisi (keliatan dari jaket kulitnya dan celana coklat plus sepatu PDLnya), akhirnya pertunjukan berantem itu selesai.

Kira2 puku 14.00 kami masuk tol dan pulang menuju ke Bandung...

Tiga jam di Ibukota aku melihat :
1. Pegawai yang ga rela kalo perusahaan doang yang dapet duit...
2. Tukang parkir yang ga rela tempat parkirnya cuma di bayar sesuai tarif...
3. Anak SMP yang melakukan pertunjukan berantem gratis...

Apa yang terjadi kalo aku nambah 2 jam lagi disana??
Ato mungkin 10 jam??? Ato 24 jam??? Ato 1 minggu???

Beginikah wajah Ibukotaku sekarang??? Keras, penuh intrik dan tipu daya...
Selama perjalanan pulang aku tiba2 ingat bahwa pernah ada lagu yang entah judul atau liriknya berbunyi "siapa suruh datang Jakarta..."

Dan aku pun tertidur....

3 comments:

tomfreakz said...

wuw..
semakin membuat diriku
berteguh hati untuk
tidak menetap di ibukota
yang tak lain juga merupakan
tempatku lahir, berkembang,
mencari jati diri sampai 19 tahun..

kesimpulanku saat ini masih sama
"... gw harus pindah kemana ya?"

tambahan kesimpulan:
disatu sisi aku suka dengan hingar bingar dan berita yang paling up to date serta hiburan, kenangan, fasilitas dan segala sesuatu yang bisa membuat jantungku merasa sangat senang, apalagi kalo emang lagi kangen2nya dengan ibukota ini.
Disisi lain.. semua kesenangan itu terbayar dengan segala bencana, kekerasan, premanisme, ketidak ramahan, birokrasi, dan gengsi ibukota serta daerah kelapa gading yang semakin maju tapi banjir halah..

well ... WTF jakarta

Guntur said...

"... gw harus pindah kemana ya?"
wew...bukannya ini pertanyaan?
Huehehehe....

Yang kesimpulan yang ini niiih...
well ... WTF jakarta

Yahh, memang siy bagi sebagian orang, ibukota memberikan berbagai harapan tetapi hanya untuk mereka yang tabah dan terus menerus berpikir positif sehingga tidak terjerumus ke lembah hitam premanisme, ketidakramahan, dan lain sebagainya.
Contoh kasus : Tukul Arwana

Kalo mental ga kuat n modal pas-pasan, apalagi dibekali dengan bakat 'neti' (negatif thinking) mulu...wah...
Contoh kasus : tukang parkir yang ga tau bersyukur...

Anonymous said...

Hlahh.. mana comment-ku??
Kok ilang??
Hue hehehehe..
Singkat aja deh:
"siapa suruh m'Gun datang Jakarta..."

:P