Latar Belakang
Rabu malam saya menghubungi seorang rekan, sebut saja RSW, untuk menanyakan pembagian penyampaian materi kuliah besok di kelas. Maklumlah, pengajaran dengan metode TEAM TEACHING memang memerlukan perhatian ekstra dalam pembagian 'jatah' mengajar. Apalagi dengan kondisi kami: 5 dosen mengajar 6 kelas yang berbeda, sementara 2 jadwal dalam seminggu bentrok untuk 2 kelas dan 2 jadwal lainnya bentrok untuk 3 kelas. Kami jadi harus pinter2 cari celah pembagian jatah. Belum lagi, hari kamis ini, 3 dosen berhalangan hadir karena alasan masing2 yang sangat kuat. Dua dosen yang tersisa, saya dan RSW, dituntut semakin 'kreatif' membagi tanggung jawab.
Jawaban sms yang saya terima dari RSW cukup membuat saya terbelalak. [Maklumlah, walaupun status sudah berubah, jiwa kami teteup MAHASISWA, yang suka menekan pengeluaran di sana-sini. :D ] Isinya kurang lebih demikian:
"APK (saya) mengajar pukul 11 di 2 kelas yang digabungkan. RSW tidak bisa mengajar karena ada keperluan ke luar kota."
Dua poin yang dua-duanya bikin saya terbelalak. Kalimat pertama akan membawa saya ke sebuah perkuliahan yang 'supper dupper crowded' dengan jumlah mahasiswa kira2 70 orang. Selain harus ngotot mempekerjakan pita suara saya selama 2 jam kuliah, saya juga harus memperpanjang usus hingga sepanjang mungkin. [Jawa term: dawa ususe means sabar]. Kalimat kedua menunjukkan kenyataan bahwa keesokan harinya hanya akan ada saya seorang dosen mata kuliah ini yang hadir di kampus. Mahasiswa2 peserta kuliah ini di kelas yang lain, pasti mencari saya kalau mereka tidak menemukan dosen-in-charge.
Tak lama berselang, RSW kembali mengirimkan pesan singkat, yang kurang lebih menceritakan bahwa beliau besok harus mengantar mahasiswa yang mengadakan tur sehari ke 2 perusahaan IT (disebut IT Tour) dan sebenarnya diperlukan seorang dosen lagi karena ada 2 rombongan yang berangkat tapi baru ada 1 dosen yang bersedia (yaitu RSW). RSW juga meminta kesediaan saya untuk mengisi 'lowongan' tersebut. Beliau juga meyakinkan saya bahwa kuliah besok dapat ditiadakan tanpa mengganggu kesinambungan kuliah berikutnya.
Setelah beberapa puluh menit berpikir dan mempertimbangkan beberapa hal, saya memutuskan untuk meninggalkan kuliah dan 'bersenang-senang' dengan rombongan. Setelah memastikan job desc untuk acara esok hari, saya segera beristirahat dan mengumpulkan energi untuk IT Tour.
Tujuan
1. Mendampingi 1 dari 2 rombongan IT Tour ke [T****TV dan PP IPTEK] atau [M****TV dan PP IPTEK].
2. Me-"nyerah"-kan rombongan ke pihak2 tujuan dan me-"nerima" kembali setelah acara dari sana.
Uraian Masalah
Berhubung tidak terlalu banyak informasi yang penulis dapat sampai malam sebelum acara, pagi itu pukul 5.30 saya sudah stay tune di depan gedung Rektorat, di samping bus2 yang akan membawa rombongan ke Jakarta. Sambil mendengarkan wejangan panitia buat peserta dan ngobrol dengan perwakilan panitia yang menyambut, saya mulai mengumpulkan informasi tentang IT Tour. Ternyata, ini acara BEM. Saya dan RSW adalah perwakilan BAA (??). Tur semacam ini sudah biasa diadakan sebagai acara tahunan, cuma berganti nama tiap tahun.
Melihat cukup banyaknya peserta tur ini, saya mulai menyusun beberapa masalah yang mungkin akan perlu saya selesaikan sepanjang hari ini:
1. Bagaimana saya menempatkan diri di antara sekian banyak mahasiswa yang ingin bersenang-senang ini? Mengingat, sebagian besar peserta biasa saya temui di kelas pada jam kuliah.
2. Bagaimana saya dapat membantu panitia dan bertindak sebagai 'dosen pembimbing' mahasiswa sebanyak ini?
3. Bagaimana saya bisa berbaur dan membantu peserta menikmati perjalanan ini?
Analisis dan Implementasi
Kira2 pukul 6.30 kedua bis sudah bergerak meninggalkan lapangan rektorat ST3 dan langsung meluncur ke pintu tol Buah Batu. Aku [hehe, capek ah ber-saya2 terus] yang mendapat tempat di baris ketiga dari depan dengan dikelilingi beberapa mhs IF yang pernah kuajar, mulai terlibat obrolan2 ringan. Tanpa terlalu peduli dengan peserta yang sudah kelaparan, panitia dengan entengnya mengumumkan bahwa sekitar pukul 7.30 nanti akan dibagikan makanan. Benar saja.. tepat pukul 7.30 panitia membagikan.. snack dan air mineral dalam gelas!!
Bisikan2 protes dari beberapa mahasiswi mampir di telingaku. Aku cuma tersenyum, sambil menyodorkan sebatang coklat yang sempat kubawa kepada salah seorang mahasiswi yang tampak belum puas menatap kardus bertuliskan M***SA yang sudah dikosongkannya.
"Waah.. makasih Bu!", katanya dengan wajah berbinar.
=====
Singkat cerita, setelah sempat beberapa menit 'terdampar' di tengah keramaian ibukota dalam bis yang mogok tapi segera ditangani oleh kru bis yang tangkas, kami tiba di gedung T****TV 15 menit sebelum pukul 10, waktu perjanjian panitia dengan pihak stasiun televisi itu.
Persis seperti jargon yang sempat diserukan panitia dan di-'titip'-kan buat para peserta,
"Keep action whereever you go!"
mahasiswa2 itu bener2 action di manapun mereka berada. Sesi foto2 selalu ada setiap menit, di setiap sudut, dan dengan berbagai gaya.
Tepat pukul 10, kami 'digiring' masuk ke sebuah ruangan serbaguna berukuran sekitar 5x8 meter persegi. Setelah beberapa menit 'invisible', tiga orang PR stasiun TV itu menyambutku dan mempersilakan aku duduk di salah satu meja di hadapan semua peserta tur. Diawali dengan pemutaran film profil T****TV dan sambutan singkat, peserta mendapat penjelasan panjang-lebar tentang sepak terjang stasiun TV tersebut dalam dunia pertelevisian. Sesi selanjutnya, tanya jawab. Wue hehehehe.. ga rugi aku jauh2 bawa 60 mahasiswa ke sana. Mbak Rahma, dan mbak Nisya diberondong belasan pertanyaan dari beberapa orang penanya. Beberapa di antaranya, yang masih kuingat:
"Gimana T****TV mengatur strategi bersaing dengan stasiun2 TV lain?"
"Apa fokus yang ingin diraih T****TV selain menyajikan entertainment dan meraup keuntungan?"
"Gimana sih cara mengukur rating sebuah program TV?"
"T****TV dapet film2 yang ditayangin di Bioskop T****TV dari mana aja? Gimana sistem sewa/ belinya?"
"Kalau emang format tayangan T****TV udah digital semua, apakah sudah dalam format HDTV?"
"Apakah T****TV menentukan lulusan jurusan apa saja yang dibutuhkan dan dapat diterima bekerja di sini?"
"Mengapa kebanyakan program TV, khususnya di T****TV, kebanyakan cuma hiburan melulu? Apakah education dan unsur sosial kurang menjual??"
"Bagaimana caranya jadi artis???"
Hehe.. Setelah satu jam di ruang tertutup itu, acara diakhiri dengan tukar menukar souvenir. Lalu, kami dibawa berkeliling ke ruang2 lain di gedung itu. Kami jadi tau studio yang biasa dipakai untuk syuting extravaganza, Ceriwis (satu2nya acara yang punya studio dedicated), Empat Mata yang masih syuting di 'tenda darurat', dll lengkap dengan penjelasan yang panjang-lebar-tebal. Hmm.. setelah melihat ruangan2 itu, aku jadi ingat gaung sebuah iklan,
"Ga semua yang lo liat itu bener.."
Bayangin aja, ruang2 studio yang biasa kita lihat di TV seukuran itu, di alam nyata hanya setengahnya, bahkan kurang. Betapa kecanggihan teknologi bisa membodohi berjuta2 pasang mata sekaligus..
Selain itu, kami juga sempat 'mengganggu' mas2 dan mbak2 di bagian MCR (Main Control Room), editing, subtitling, dan IT. Sayangnya, tur 1 jam itu segera berakhir lebih cepat dari yang kami harapkan. Kami sudah di-"kembali"-kan ke lobby sebelum pukul 12 tepat.
Selanjutnya, rombongan kembali diarahkan oleh panitia untuk kembali ke bis dan menikmati makan siang. Sebelum kunikmati jatah makanku, tiba2 salah seorang panitia memintaku turun dari bis dan berurusan dengan seorang peserta yang minta di-"lepas"-kan karena ada urusan dengan seorang pekerja di T****TV. [Huuh, kirain tur ini mau seneng2 aja.. Ternyata ada sesi pengambilan keputusan juga! Untung ga susah2 amat.]
=====
Bis segera bergerak ke tempat tujuan selanjutnya, Pusat Peragaan IPTEK. Oya.. sebelumnya, sambil menunggu rombongan bis dari M****TV tiba di tempat yang dijanjikan di seputar TMII, aku dan seorang mahasiswi menemukan seorang penjual boneka dan memutuskan beli masing2 sebuah boneka. Begitu tiba di PP IPTEK dan mendapat pengarahan dari petugas di depan pintu masuk gedung, aku langsung teringat m'Gun. Coba dia ikut.. pasti paling sibuk nyobain semua alat peraga di situ. Hua hahahaha.
Beberapa yang melekat di ingatan:
- Gambar2 ilusi di lantai bawah. Beberapa diantaranya sempat diabadikan dengan kamera RSW dan akan kususulkan di tulisan ini.
- "Bayangan" bersepeda dengan tengkorak.
- Mesin dengan banyak tombol yang dapat menirukan banyak suara binatang.
- Batang2 besi yang disusun saling berkaitan dan permintaan untuk melepas salah satunya.
- Kokpit pesawat N250.
- Ruang cahaya.
- Papan balap lomba lari dengan atlet nasional.
- Sepeda di atas seutas kabel.
- Simulator gempa.
Dan masih banyak lagi yang sulit diceritakan satu persatu. Hehe.. ga nyesel deh jalan2 ke tempat "intelek" ini.
=====
Jam empat sore itu, rombongan kami sudah berkumpul di bis dan siap mengadakan perjalanan pulang ke ST3 tercinta. Perjalanan 3 jam tidak terlalu menyiksa karena kami [aku sihhh, entah yang lain] terlelap segera sesudah bis bergerak sampai kira2 pukul 6 saat makan malam dibagikan. Langsung deh, kusantap makanan yang sangat menyelamatkanku dari kelaparan. Hehehehe.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam saat bis mencapat pelataran rektorat dan [lagi2] aku diminta untuk memberikan sambutan singkat penutup acara hari itu.
Huahhh.. leganya... Berakhir sudah 'penderitaan'-ku hari ini. Thanks to RSW yang ngajak jalan2, panitia yang udah kerja maksimal nyiapin acara, peserta yang udah menyemarakkan tur kemarin, kru bis yang sudah mendukung terlaksananya tur, dan tak lupa mas Guntur yang pagi2 rela nganterin aku ke kampus n malem2 jemput aku di depan rektorat. Luv u more!
No comments:
Post a Comment