Daisypath Anniversary tickers

Mar 30, 2007

Dua Ratus Empat Puluh atau Dua Emat Puluh alias 240

Nah itu adalah posisi terakhir jumlah pendaftar tes SMBB 2007 gelombang 1.
Angka yang boleh dibilang fantastis!!
Tahun lalu cuma ada 160-an orang... Ternyata trik2ku cukup berhasil hehehehehehe...

Caranya?
Tinggal telp2 ke sekolah2 yang pernah mengirimkan JPPA alias PMDK trus bilang aja kalo siswa/i yang gak diterima bisa ambil formulir GRATIS!!!
Woohoooo....belom tau mereka kalo peraturannya emang gitu hahahahahahaha..... Hush!!

Informasi memang memegang peranan...siapa yang lebih dulu mendapatkan informasi, dia bisa menguasai dunia bahkan bisa kaya duluan. Beneran lho...contohnya kaya MLM, yang gabung duluan ya bisa lebih cepet kaya daripada yang gabung belakangan, karena yang gabung belakangan biasanya susah cari downline karena pada udah pernah diprospekin ama upline atopun crossline.. Emang siy tergantung keuletan masing2 personelnya n tergantung hoki. (Lho kok malah ngomongin MLM???)

Tapi bener, orang yang ga banyak tahu adalah orang yang dekat dengan kebodohan, dan orang yang dekat dengan kebodohan - dekat pula dengan kemiskinan. Itu kata Om Tantowi Yahya di salah satu iklan surat kabar (yahh...ga mirip2 amat siy, tapi temanya sama lah!)

Angka dua ratus empat puluh juga membuat pihak rekanan ikut merasakan kegembiraan karena aset mereka ada yang memakai en dibayar buat sewa.. Dan lagi akan lebih banyak melibatkan personel untuk ikut mengawasi pelaksanaan ujian, lumayan kan buat tambah2 penghasilan... Tau sendiri gaji guru berapa... Udah kerja 21 tahun gajinya masih dibawah 2 juta itupun dengan menyandang jabatan di sana.. Kalo enggak menjabat berapa yaaa????
Kapan Indonesia mau majuuuu???

Ternyata angka dua ratus empat puluh memiliki dampak yang cukup luas, tidak hanya sekedar bilangan 2 4 0 tapi bisa berkembang ke masalah pendidikan, kesejahteraan bahkan birokrasi dan politik!

Bukannya mau ngebesar-besarin masalah ya, tapi inilah yang terjadi di lapangan dan aku mendengar dan merasakan dengan mata kepala sendiri bahwa hal2 semacam ini selalu masuk dalam pembicaraan para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

Beban mengajar minimal 20 jam seminggu plus dibebani permasalahan kurikulum yang terus2an berganti akibat trial and error yang dilakukan para pejabat nan dimuliakan di lingkungan pendidikan Indonesia ini. Belum lagi persyaratan macam2 yang harus dibuat oleh para guru supaya masih boleh mengajar yang padahal ga kepake alias ga ada gunanya! Cuma sebagai syarat tok! Realisasi??? Nol!!!

Boro2 mikirin masalah kompetensi guru... "Gak sempet Mas!!" kata salah seorang guru yang terpaksa menyerah dan berhenti berjuang untuk merebut gelar S2-nya.
"Gimana mau mikir sekolah (kuliah .red) Mas, wong beban kerja tidak bisa dikurangin malah justru nambah... Kalo mau cuti ya dapetnya status Cuti Di luar Tanggungan, trus anak2 mau makan apa???"

Yahh...itulah hasil curhat2 dari para guru dari sekolah terkemuka dimana mereka mau merelakan waktu liburnya untuk memberikan pelajaran tambahan dan mau bekerja hingga lewat jam 5 sore demi kemajuan siswa/siswinya.

Maaf aku tidak bisa berbuat banyak, tapi lewat dua ratus empat puluh setidaknya aku meringankan sedikiiiitt beban pikiran mereka...

"Buat ngebeliin pulsa anak!" katanya sambil tersenyum...

1 comment:

Anonymous said...

[GTR] ... inilah yang terjadi di lapangan dan aku mendengar dan merasakan dengan mata kepala sendiri bahwa ...
[APK] ... wahhh, masku punya mata super!!! ...

Hwa hahahaha.. baru tau ya, brapa gaji guru?? Ga liat po, efek ke anak2nya kayak apa? Nih, contohnya nih, Akyuuu..

Kl dipikir positively, bagus banget buat ngajarin anak2 di rumah bahwa kerja tu ga melulu masalah duit. Hidup jg ga bisa dijamin indah cm dengan setumpuk duit di lemari besi yg ukurannya nambah terus tiap tahun!
Justru uang 100rb akan terasa sangat bernilai saat kekayaan yang tersisa hanya uang 50rb di dompet, dibandingkan belasan juta yang datang diantara ratusan juta yg kita miliki di lemari besi. Artinya, kita diberi lebih banyak kesempatan untuk bersyukur!

Salah satu yg bikin aku 'terdampar' di sini juga 'gaya hidup' ibuku yg bikin aku salut banget. Dan yg mempengaruhinya, tak lain dan tak bukan, adalah profesinya. [bu SWD dan ERN yang pernah mewawancaraiku di kesempatan yang berbeda, sama2 menyatakan setuju banged ama pandanganku itu]
Sabar, ulet, penuh semangat, melayani dengan tetep rendah hati, ga itung2an.. itu cuma sebagian sifat unggul yang jadi 'tanda jasa' yang terpatri di sifat2 para pahlawan ini.

Yook, semangat kerja yook! Bukan demi duit, tapi buat ngisi hidup.. buat mengabdi Tuhan! Bayangin hidup tanpa kerja.. weks, ga bakal betah deh!!