Daisypath Anniversary tickers

Jan 18, 2007

Balada Pengendara Motor

Bapak2, ibu2 yth, Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut
kurang berkenan. Kami hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ? ibu
pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya.
Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena
kami merasa kepanasan. Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan,
masker, yang kami gunakan di siang bolong. Tentunya rasa kepanasan ini tdk
anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC yang keluar dari kisi kisi
dashboard mobil anda. Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung
jaket, ataupun bagian bawah helm, he he he.

Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang
berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago. Tapi kami hanya mencari
alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV
bapak ?ibu. Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot
anda, yg belum tentu bebas emisi (maaf ya). Belum lagi kami takut di PHK,
hanya karena telat masuk kerja. Tentunya khusus hal ini, sebagian dari
anda tidak perlu absen kan?, kalo masuk kerja?

Sebab kalo sebagian besar dari kami, harus pak-buu... Minimal dipotong uang
transport, hiks!! Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik yang
menutup hidung kecil mereka, karena mereka mencium aroma knalpot dan 'bau
matahari' dari jaket lusuh kami. Walau deodorant 5 ribuan telah kami
semprot, tentu tidak sebanding dg parfum mobil anda yg 50 ribuan plus
sejuknya AC mobil anda.

Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah
memprotes roda empat. Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super murah
kami, sehingga kami harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir.
Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami. Tentu
berbeda dengan areal parkir bapak-ibu. Memang sih,tarif parkirnya aja beda J.

Hmmm, kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah oleh
pemerintah di-anak emaskan. Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun, di
atas gusuran tanah dan rumah kami. Kami harus putar otak mencari tempat
tinggal bagi anak dan keluarga, hanya demi bapak-ibu bisa cepat sampai
tamasya ke ancol ataupun taman safari.

Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih, mungkin anda sering melihat kami
berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan. Tapi kami
gak yakin, apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu mereka
yang kecil ditempat parkir. Ini karena cara duduk mereka yg sedikit
berakrobat di atas motor kami. Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri
anda yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok
belakang.

Kami juga gak keki kok, dengan senyum kecil bapak-ibu, bila melihat kami
panik saat hujan turun. Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor,
buka jok motor, copot sepatu, dan mengenakan jas hujan. Terkadang kami
membayangkan, bila kami ada di posisi anda. Mau gerimis kek, mau hujan
gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil disamping stir, maka wiper
kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan & belakang. Aaaah
enaknyaa di mobil.

Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa
menginstruksikan lembur kepada kami. kami cukup mengerti bila anda tidak
pernah membayangkan, betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan
motor. Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo
kena angin malam bisa kena paru-paru basah, adalah isapan jempol semata.
Amit-amiiiit.

Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya
lewat jendela, sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana kami harus
'menerima' sampah, yang anda buang lewat jendela. Mungkin kami dengan
jaket hitamnya, tampak seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi
Mohon maaf juga bila, kami harus terlihat melotot di depan anda. Hmm
sungguh, itu gak sengaja kok, . Sebab selama naik motor, mata kami harus
dipicingkan agar tidak kena debu. Naaah begitu berhenti, secara refleks
mata kami terbuka lebar, seperti melotot, he he he
Maaf ya pak-bu. Peace !!!

Memang siiih, kami sering bikin masalah di jalan raya, tapi setidaknya,
kaum kami belum pernah punya kesempatan bikin masalah buat negara ini.
(Jadi gak enak nerusinnya)

Memang siiih, rata rata dari kami tidak berpendidikan. Walau beberapa
rekan kami masih setia berprofesi pengojek untuk mengantar kaum
berpendidikan nan terhormat ke tujuan, bila mereka diburu waktu atau
hampir terlambat.

Tapi setidaknya, kami cukup tau diri kok, untuk tetap menganggukan kepala
kepada bapak-ibu duluan plus senyum manis, bila kami bertemu anda di
koridor kantor. Ataupun menjauh dari bapak-ibu yang sedang
bercengkrama di lobi menunggu lift, karena celana dan sepatu kami tampak kotor
terciprat air jalanan akibat sedan mewah anda menyalip kami.

Namun kami cukup terhibur kok, bila kami dapat mendengar sayup sayup lagu
kesukaan kami, saat kita bersanding manis di lampu merah. Hilang rasa
penat bahu dan pinggang kami, bila dentuman sound system anda membagi
lagunya lewat kisi kisi jendela. He he he, pernah gak anda melihat kami
juga terkadang mengangguk-anggukan kepala mengikuti lagu anda, walo cuma
10-20 detik. Jadi malu...

Namun kami cukup terhibur kok, dengan sigapnya pak presiden menaiki motor
roda dua untuk meresmikan balapan mobil, hiks. Walau kami tau persis, itu
hanya gara gara terlalu banyak roda empat yang membuat jalan tol menjadi
padat. Sehingga pihak protokoler takut pak Presiden datang telat. Padahal
mesin dan knalpot mobil balap dari negara asing, udah gak sabar buat
melesat, hanya untuk bisa dibilang sebagai yang tercepat, dan rebutan
trophy segede knalpot motor untuk mereka angkat.
What an ironic...

Namun, kami cukup terhibur juga kok, dengan iklan di TV. Dimana banyak
artis nan ganteng dan cantik, artis senior maupun junior, politikus,
budayawan, berebut mengiklankan motor untuk kami. Walau kami tau persis,
gak mungkin mereka pergi shooting atau menghadiri gala dinner dengan motor
bebek. Sebab kami tau persis, mereka gak pernah direpotkan oleh naik dan
turun dari mobil, karena supir nan setia, membukakan pintu belakang bagi
mereka.

Yaahhh, kami gak bermaksud membela diri siih. Kami cuma mau sharing aja
kok, kepada anda pengendara mobil roda empat, bahwa rasa sebel, muak,
benci anda terhadap kami, sudah kami bayar kok dengan kondisi di atas.
Tuhan Maha Adil kan?

Dari milis informatika21 (thx for Jacky)

2 comments:

Anonymous said...

Kok tetep terasa ya, bumbu 'sirik'-nya? Hehehehe..

Balikin aja lah, ke 'kodrat'nya. Motor (juga mobil) kan alat transportasi tuh.. Mo naek mobil, motor, atau bahkan sepeda onthel, yg penting mah bisa berpindah tempat dengan selamat (sukur2 cepet). Masalah naek mobil ato motor or else, itu kan pilihan. Kriteria pemilihannya? Macem2 kan? Bukan hanya ketebalan duit di kantong, tp jg jml penumpang, kenyamanan, probabilitas nyampe lbh cepet, dst, dlsb.

Kl dah di jalan, kan dah ada aturan2, rambu2, bahkan pengaturnya tuh.. Ikutin aja lah.. Niscaya perjalanan akan lebih aman, nyaman, n sama2 tercapai tujuan masing2.
:)

Guntur said...

Hehehe...tapi bagaimanapun juga, memang tetep asik naik motor...
Lebih ehhmmm....romantis.....ehhhemmmm!!!

Betul tidak?? (Gaya Aa' Gym)