Daisypath Anniversary tickers

Jan 30, 2007

"Fokus" dan "Hidup secara Penuh"

Ehm.. ehmm.. renungan kami pagi ini 'nyindir' aku banget. :">

Isinya, ajakan supaya kita fokus dalam pekerjaan, kegiatan dan dalam mengabdi Tuhan. Hehe.. ga konsen tuh penyakitku banget, kan?? Aku biasa kerja sambil chat, nge-blog, mikir ntar mo pul jam brp-makan apa, sambil dengerin mhs presentasi di meja sebelah, nyanyi2 bareng WinAmp, dll dsb dst. Goreng telur n numis sayur aja kadang sambil nungguin ngrebus air buat bikin kopi, tinggal ke kmr mandi bentar, ngecek nasi di magicjar, nyanyi2, liat jam, eeeh, nengok gosip bentar di tipi.. Berantakan yaah?? Renungan pagi pun.. bisa kukerjakan sambil ngelap keringet, ngumpulin rontokan rambut di karpet, atau bahkan ngliatin pemimpin renungan yg lagi.. ehm ehm.

Hasilnya.. Mmmm.. kadang sih 'parallel processing' gt perlu dilakukan biar ga terlena ama satu kegiatan trus lupa kl ada sederetan kegiatan lain yg perlu dilakukan juga. Tapi yang lebih sering terjadi: waktu mengerjakan sesuatu molor ke segala arah, kerjaan utama ga maksimal hasilnya, kerjaan sampingannya.. hehe.

Dah gt, barusan buka SABDA.org, isinya mirip juga. Tentang "Hidup Secara Penuh". Isi ceritanya:
Saat keluarga kami berkunjung ke Disneyland, saya merenungkan tanda yang terpasang di atas pintu gerbang masuk, "Selamat datang ke tempat yang paling membahagiakan di bumi ini." Di sepanjang sisa hari itu, saya memandang wajah orang-orang yang ada di situ dan terkesan oleh sedikitnya orang yang benar-benar tersenyum sepanjang kunjungan mereka ke "tempat paling membahagiakan di bumi ini". Perhatian saya menjadi terpecah saat menjelajahi taman itu -- berusaha memastikan anak-anak saya menikmati saat yang menyenangkan, lalu bertanya-tanya mengapa ada begitu sedikit orang dewasa yang kelihatannya merasa bahagia.

Saat memikirkan hari itu, saya teringat sebaris lirik lagu lama yang berbunyi, "Hidup terus berlanjut, lama setelah sensasinya hilang." Sepertinya memang demikian.

Secara kualitatif, menjalani hidup dalam kepenuhan itu berbeda dengan sekadar hadir. Bahkan Yesus pun berkata bahwa memampukan kita untuk hidup secara penuh adalah bagian dari misi-Nya: "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah" (Yohanes 10:10). Dia datang supaya kita dapat mengalami hidup yang penuh -- bukan menurut standar dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, melainkan hidup seperti seharusnya, yaitu hidup sesuai dengan rencana dan kehendak Sang Pencipta kehidupan.

Dengan datang untuk menyediakan pengampunan bagi orang-orang yang memberontak dan hancur, Yesus telah memungkinkan kita untuk menjalani hidup penuh sukacita dan pengharapan di dunia yang penuh keputusasaan.

Dalam konteks ini, pengakuan dosaku: dateng rapat tp mikir email2 yg belum kebales, ngobrol ma rekan kerja tiba2 dapet ide nulis di blog.. Hihihihi.

Yang rada dalem: walau udah ngaku hamba Tuhan, pengikut Yesus, n bawa2 Roh Kudus di hatiku.. hidupku tetep penuh warna! Warna2 tenang dan sejuk yang meneduhkan orang2 di sekitarku, warna terang yg bersinar bagi lingkunganku, dan.. teteup ada warna2 gelap dan kusam yg bikin aku malu dan ingin menyembunyikan diri di hadapan-Nya.
:)

3 comments:

Guntur said...

Paralel proccessing sebenernya punya tujuan baik, yaitu supaya lebih hemat waktu. Dan selama melakukannya kalo ada celah berupa sedikit waktu yang bisa kita gunakan untuk beristirahat ya gunakan aja gpp.
Yang penting, pekerjaan utama tetap mendapatkan perhatian utama alias tetep fokus.
Aku pun juga masih suka ga fokus, pikiranku masih suka kesana kemari sementara masih ada pekerjaan yang blm selesai.
Tentang warna2 dalam hati, d'im patut bersyukur karena d'im masih tau bahwa ada warna2 gelap disana.
Aku pun demikian, masih ada warna2 yang gelap dan ingin sekali disembunyikan.
Selama kita masih bisa tau kalo ada warna2 gelap, artinya tingkat kesadaran kita masih baik.
Maklum kita ini manusia yang mencari kesempurnaan, tapi kita masih terlena dengan keduniawian, hanya orang2 terpilih yang mampu menghindari hal2 duniawi.
"Ya Tuhan, aku tidak pantas Tuhan datang pada saya, tapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh."

Anonymous said...

Pa gulu, tanya.. pa gulu..
walna2 gelap dl ati tu alus dicembuniin ato diilangin ato diganti walna telang ato gimana?? ;))

Guntur said...

Jangan dicembuniin, tal kalo ketauan gimana? Hehe, ga bica dicembuniin telus2an, cuatu caat pacti bica ketuan tapi belum tentu jugak.. telgantung nyembuniinnya.

Cebica mungkin diilangin, tapi ga bica 100%, diilanginnya dikit2 aja, dikiiiiiiiitttt2....aja ato kalo cukup mampu ya diganti walnanya bial jadi celah celia sepanjang hali. Hehehe...