Bacaan : Mazmur 1
Resolusi Tahun Baru kerap kali justru mempercepat gerak hidup kita, bukannya menolong kita memperlambatnya. Agar lebih produktif dan efisien, kita justru memadatkan agenda, tergesa-gesa menyelesaikan makan, mengemudi dengan tidak sabar, lalu bertanya-tanya mengapa kita tidak bisa bersukacita.
Carol Odell, seorang penulis sebuah kolom konsultasi bisnis, mengatakan bahwa memperlambat gerak hidup dapat memberi dampak positif bagi kita di tempat kerja dan di rumah. Ia percaya ketergesa-gesaan dapat memengaruhi pengambilan keputusan kita dan menyebabkan kita mengabaikan hal-hal penting serta orang-orang terkasih. Itu sebabnya Carol menganjurkan setiap orang untuk memperlambat gerak hidup, dan bahkan menyarankan ide radikal untuk sengaja menunggu lampu lalu lintas menjadi merah dan menggunakan waktu itu untuk meditasi.
Dalam Mazmur 1, kita tidak menemukan gambaran tentang gerak hidup yang begitu cepat. Perikop itu justru melukiskan seseorang yang menikmati berkat Allah. Ia tidak berpikir dan bertindak seperti mereka yang jarang memikirkan hal-hal rohani, sebaliknya "Kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan ... merenungkan Taurat itu siang dan malam" (ayat 2). Hasilnya, ia memiliki hidup yang berbuah dan jiwa yang sehat (ayat 3).
Yesaya menulis, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya" (Yesaya 26:3). Hari ini, cobalah renungkan ayat tersebut setiap kali Anda harus menunggu sesuatu. Bukankah sudah waktunya bagi kita semua untuk memperlambat gerak hidup dan menikmatinya? --DCM
BERISTIRAHATLAH SEJENAK
JIKA TIDAK, ANDA BISA AMBRUK! --Havner
No comments:
Post a Comment